Kamis 21 Sep 2017 17:49 WIB

Tes Pap Smear Kini Mengalami Perubahan

Rep: Kathryn Perrott/ Red:
Papsmear/ilustrasi
Foto: topnews.ae
Papsmear/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kabar baik bagi kaum perempuan. Dalam waktu dekat Anda tidak perlu menjalani lagi tes pap smear.

Tes Pap smear sedang ditinggalkan di tengah kecenderungan mengarah ke alternatif yang dikenal sebagai tes human papilloma virus (HPV) — yang akan dimulai pada usia lebih dini, dengan jarak waktu lebih dari dua kali antara pemeriksaan.

Menurut pakar, langkah yang dijadwalkan pada awal Desember ini akan meningkatkan deteksi dini dan menyelamatkan jiwa. Tapi sebelum Anda mulai merayakannya: berakhirnya Pap smear tidak berarti akhir dari pemeriksaan yang memasukkan alat tes ke dalam organ tubuh.

Pap smear biasanya bukan hal menyenangkan dalam jadwal seorang perempuan karena pada tesnya dokter memasukkan sebuah spekulum - alat yang mirip paruh bebek - ke dalam vagina untuk membuka dindingnya. Itu membuat mereka bisa mengakses serviks — mulut rahim — agar dapat mengambil untuk bisa contoh sel dengan sikat khusus.

Prosedur tes HPV akan sama persis."Perempuan tidak akan menyadari perbedaannya," kata Tooma.

"Ini hanya cara berbeda sampel disimpan dalam wujud cair dan dikirim ke ahli patologi untuk dianalisa."

Dokter melakukan tes kanker serviks.
Pemeriksaan DNA HPV 10 kali lebih bisa menangkap abnormalitas serviks berisiko tinggi daripada metode lain.

Getty Images: BSIP/UIG

Apalagi yang berubah?

Tapi perubahan dari Pap smear ke pemeriksaan HPV membawa beberapa kabar bagus:

  • Anda akan diperiksa setiap lima tahun, daripada setiap dua tahun
  • Anda tidak akan mulai diperiksa sampai usia 25 tahun, naik dari 18 tahun
  • Mengambil sampel sendiri dengan usapan (vaginal swab) akan menjadi pilihan bagi sebagian perempuan

Juga kelemahannya, pemeriksaan akan sampai usia 74, daripada berhenti saat usia mencapai 69 tahun.

Apakah tes HPV yang baru lebih baik dari Pap smear?

HPV adalah virus yang mengakibatkan 99 persen kasus kanker mulut rahim. Tes yang baru melihat keberadaan virus HPV daripada melihat perubahan pra-kanker pada jaringan (yang bisa terjadi karena virus). Ini tes yang lebih akurat dan bisa mendeteksi potensi masalah lebih awal, kata ahli.

Sebuah penelitian terbaru telah menemukan pemeriksaan DNA terhadap HPV lebih efektif daripada metode pap smear yang mendeteksi jaringan pra-kanker, bahkan pada wanita yang telah divaksinasi melawan virus itu.

"Tes Pap smear biasa mengumpulkan jaringan dari mulut rahim untuk diperiksa apakah normal atau tidak," kata Kepala Eksekutif Yayasan Kanker Serviks Australia Joe Tooma.

"Tes pemeriksaan serviks yang baru akan masuk ke langkah sebelum ini dan tes untuk keberadaan HPV, daripada pemeriksaan atas jaringan abnormal, yang mungkin tidak terjadi sampai beberapa tahun setelah infeksi awal dengan HPV."

Tooma mengatakan pemodelan kesehatan telah menunjukkan tes HPV akan mengurangi kematian akibat kanker serviks sampai 30 persen.

Ketua Asosiasi Medis Australian (AMA) Dr Michael Gannon mengatakan ini "langkah maju bagi kesehatan wanita."

"Ini adalah kabar bagus. Pemerintah mendengarkan para ahli," kata Dr Gannon.

Abnormal cells in cervical screening test
Doctors will take a sample of cells.

ABC News: Jessica van Vonderen

Dalam upaya lebih jauh mengurangi kematian, pengambilan sendiri sampel akan menjadi pilihan bagi sebagian perempuan.

Perempuan yang telah melewati jadwal tes lebih dari dua tahun atau belum pernah dites mungkin dapat mengambil sampel cairan vagina dengan mengusap sendiri di bawah pengawasan tenaga kesehatan profesional.

Meski pengambilan sampel oleh dokter lebih akurat, Tooma mengatakan pengambilan sendiri sampel dapat menjadi pilihan positif bagi sebagian perempuan yang mungkin memilih tidak dites.

"Pakar yakin [pengambilan sendiri cairan vagian] akan menjadi pilihan lebih baik daripada tidak dites sama sekali," kata Tooma.

Jika punya HPV, apakah Anda pasti akan kena kanker serviks?

Tidak.

Faktanya, banyak perempuan memiliki HPV pada suatu masa dan tidak menyadari.

Virus ini hilang pada kebanyakan perempuan, dan tidak berkembang menjadi kanker serviks.

"HPV adalah virus biasa yang tertular dengan kontak kulit kelamin dengan kulit kelamin," kata juru bicara Departemen Kesehatan Federal.

"Empat dari lima orang akan memilikinya pada suatu saat dalam hidupnya tapi tidak pernah mengetahuinya karena biasanya tidak ada tanda atau gejala.

"Tubuh biasanya akan menghilangkan virus dengan sendirinya, tapi jika gigih, jaringan bisa berubah dan kanker serviks bisa berkembang. Ini bisa menghabiskan waktu lebih dari 10 tahun."

HPV, virus penyebab kanker

  • HPV adalah infeksi yang tertular secara seksual
  • Sampai 80 persen orang dewasa akan terinfeksi pada tahap tertentu
  • Lebih dari 120 virus HPV diketahui menginfeksi kulit dan selaput lendir
  • Beberapa jenis HPV mengakibatkan kutil — seperti kutil datar, kutil alat kelamin, dan kutil tumbuh
  • 20 jenis virus HPV menyebabkan kanker termasuk seputar mulut rahim, kepala dan leher, penis, vulva dan vagina, dubur, dan kulit
  • Tidak semua orang terinfeksi beragam HPV berkembang menjadi kanker
  • Kebanyakan kasus kanker diakibatkan oleh HPV16 atau HPV18
  • Pada 2002, WHO memperkirakan HPV mengakibatkan 5,2 persen semua kanker di seluruh dunia
  • Ada dua jenis vaksin HPV tersedia; keduanya melindungi dari HPV16 dan HPV18

Apa yang terjadi jika Anda positif?

Jika tes yang baru mendeteksi infeksi HPV pada pemeriksaan, contoh jaringan Anda akan menjalani tes lain di laboratorium untuk mencari perubahan sel abnormal, yang disebut reflex liquid-based cytology (LBC).

"Kombinasi hasil dari Cervical Screening Test dan LBC (jika berhasil) akan menentukan resiko seorang perempuan mengembangkan kanker seputar serviks dan manajemen klinisnya," kata juru bicara Departemen Kesehatan.

Jika Anda positif, Anda dapat dimonitor secara dekat untuk potensi perubahan sel.

Apakah masalah menghilang hanya dengan tes setiap lima tahun?

Pakar telah menolak kekhawatiran kalau masalah bisa tidak terdeteksi dengan memperlama jarak antara tes dari dua sampai lima tahun.

"Perubahan dilakukan karena bukti baru tentang pemeriksaan seputar serviks yang telah menunjukkan pengecekan untuk HPV setiap lima tahun lebih efektif, dan lebih aman, daripada hanya tes Pap smear setiap dua tahun," kata juru bicara Departemen Kesehatan.

Perubahan sel akibat HPV yang dapat mengakibatkan kanker serviks sering memakan waktu lebih dari 10 tahun. Jadi mencari keberadaan virus adalah mendeteksi masalah potensial jauh lebih dini - yang lebih bisa dengan menaikkan jarak antara tes.

Menurut Dr Gannon lebih sedikit pemeriksaan yang memasukkan alat ke tubuh sepertinya akan lebih disambut oleh banyak perempuan. "Ada banyak perempuan yang akan sangat senang dengan ide mereka hanya akan diminta untuk pemeriksaan serviks tiap lima tahun, daripada tiap dua tahun," kata Dr Gannon.

Jadi jika Anda telah menjalani tes Pap smear dua tahun lalu, itu artinya Anda seharusnya menunggu tiga tahun lagi sebelum menjalani tes HPV?

"Tidak," kata juru bicara Departemen Kesehatan.

"Perempuan akan jatuh tempo untuk tes pemeriksaan serviks pertamantya dua tahun sejak tes Pap smear-nya yang terakhir."

Jika Anda punya gejala seperti pendarahan tidak biasa, kelelahan dan kesakitan kapan saja, Anda harus menemui tenaga kesehatan profesional.

Kenapa tes dimulai sejak 25 tahun?

Ada kekhawatiran masalah potensial bisa lolos pada perempuan muda dengan menaikkan usia perempuan mulai diperiksa dari 18 menjadi 25 tahun.

Tapi kanker serviks sangat jarang terjadi pada perempuan di bawah 25 tahun dan pemeriksaan pada kelompok umur itu tidak mengurangi jumlah kasus kematian karena kanker serviks.

Faktanya, disebutkan pemeriksaan perempuan lebih muda sebenarnya justru lebih mendatangkan kerugian daripada manfaat.

"Bukti menunjukkan, ketika infeksi HPV dan abnormalitas sel adalah lumrah pada perempuan di bawah 25 tahun, keduanya biasanya lenyap tanpa perlu pengobatan," kata juru bicara Departemen Kesehatan.

"Pengobatan untuk abnormalitas lumrah yang bisa menyelesaikan dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dalam hidup mereka berikutnya."

Dr Gannon setuju ini akan bagus untuk perempuan. "Ini akan berarti secara harafiah puluhan ribu perempuan tiap tahun tidak akan menghadapi kecemasan oleh hasil Pap smear yang abnormal, tidak akan menghadapi biaya dan ketidaknyamanan dari rujukan ke ginekolog untuk kolposkopi [visual hasil pemeriksaan serviks yang mungkin mengarah ke biopsi], mereka tidak akan menghadapi kecemasan menunggu hasilnya," kata ia.

Vaksin HPV juga telah ditunjukkan untuk mengurangi abnormalitas serviks pada perempuan di bawah 25 tahun, dan "akhirnya diharapkan untuk mengurangi kanker serviks pada kelompok umur ini", sebut Departemen Kesehatan.

Apakah Anda tetap perlu dites meski sudah divaksin HPV?

Ya.

Suntikan vaksin.
Suntikan vaksin.

Giulio Saggin, file photo: ABC News

Meski Anda telah mendapat vaksin HPV, Anda tetap dapat, dan seharusnya dites. "Vaksin HPV tidak melindungi dari semua jenis HPV yang menyebabkan kanker," sebut Departemen Kesehatan.

Vaksin, yang diberikan kepada anak perempuan dan laki-laki berusia antara 12 dan 14 tahun sebagai bagian dari Program Vaksinasi HPV Nasional, melindungi dari dua jenis HPV yang paling umum — tapi tidak semua.

Apakah ini hanya cara pemerintah untuk menghemat uang?

Dr Gannon mengatakan ketika perubahan sepertinya akan menghemat uang pembayar pajak sampai miliaran dolar, dengan tes dimulai belakangan dan menjadi lebih jarang, perhatian tentang pemotongan anggaran pemerintah adalah "sepenuhnya salah".

Ia mengatakan penghematan hanyalah "bonus tambahan" dari "perubahan yang benar-benar dipikirkan matang dan berdasarkan bukti".

Menurut Dr Gannon, perempuan sepertinya juga akan menghemat uang, dengan lebih sedikit kunjungan ke praktik dokter umum dan lebih sedikit rujukan ke ginekolog untuk kolposkopi.

Seperti Pap smear, tes yang baru akan didanai pemerintah, dengan perempuan hanya perlu membayar untuk konsultasi kesehatan profesional, jika dibutuhkan.

Apakah tes HPV dipakai di negara lain?

Tes ini sebenarnya sudah dipakai di Australia lebih dari 10 tahun — hanya saja tidak dijalankan untuk pemeriksaan kanker serviks.

"Ini telah ada sejak lama," kata Dr Gannon.

"Ini telah digunakan untuk membantu pasien yang berulang karena abnormalitas yang berisiko tinggi."

Australia akan menjadi "salah satu negara pertama" yang menggunakan tes ini untuk pemeriksaan serviks, sebut Departemen Kesehatan.

Perubahan akan efektif berlaku sejak 1 Desember, tapi tergantung pada pengenalan pada pendaftaran baru pemeriksaan kanker nasional — yang sudah tertunda selama tujuh bulan.

Pendaftaran bertujuan untuk menarik bersama basis data pemeriksaan kanker usus dan serviks untuk membuat dokter dan pasien pengingat yang lebih baik kapan pemeriksaan jatuh tempo.

Diterjemahkan oleh Alfred Ginting dari artikel ABC News di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement