Rabu 11 Jul 2018 20:28 WIB

Pahlawan dalam Penyelamatan Tim Sepak Bola Remaja Thailand

Saman Gunan tewas setelah mengirim tiga tangki oksigen ke dalam gua.

Red: Nur Aini
Penyelam dari Angkatan Laut Thailand yang menjadi tim penyelamat anak-anak yang terjebak di gua.
Foto: Royal Thai Navy via AP
Penyelam dari Angkatan Laut Thailand yang menjadi tim penyelamat anak-anak yang terjebak di gua.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Usaha penyelamatan terhadap 12 remaja tim sepak bola Thailand dan pelatihnya sudah selesai. Semuanya selamat dalam operasi penyelamatan selama tiga hari.

Namun, dalam kejadian itu, ada satu orang korban, yaitu Saman Gunan (ada juga yang menulis Kunan), mantan penyelam di tim elite angkatan laut Thailand yang tewas dalam usahanya mengirim tangki oksigen ke dalam gua. Saman Gunan (38 tahun) sekarang akan diingat oleh keluarga maupun banyak orang lain di seluruh dunia sebagai pahlawan.

Pria yang sebelumnya membantu sebagai relawan itu masuk ke dalam gua pada Kamis malam minggu lalu membawa tiga tangki oksigen. Dia berhasil menyelesaikan tugasnya, tetapi dalam perjalanan keluar kehilangan kesadaran.

Rekannya berusaha melakukan bantuan pernapasan buatan, tetapi tidak berhasil menyelamatkannya. Gunan adalah salah satu dari 80 anggota tim penyelam Angkatan Laut Thailand yang dikenal dengan nama Thai Navy SEAL yang ikut dalam operasi penyelamatan. "Kami tidak akan membuat dia menjadi korban yang terlupakan begitu saja," kata Komandan SEAL Arpakorn Yookongkaew.

Istrinya, Waleeporn Gunan, mengatakan kepada BBC, "Saya merasa seperti sudah mati, namun saya masih hidup."

"Tetapi, saya akan menggunakan rasa bangga untuk menekan kesedihan saya," katanya menambahkan.

Dia mengatakan, suaminya sudah disebut sebagai pahlawan dan memang begitulah adanya. "Dia suka membantu orang lain, melakukan kerja amal, dan suka menyelesaikan sesuatu," kata dia.

Dia berbicara mengenai kuatnya hubungan mereka, dan menambahkan bahwa setiap hari mereka selalu menyatakan kecintaan dengan yang lain sebelum suaminya berangkat kerja. "Pas jam makan siang, saya akan mengirim teks bertanya apakah dia sudah makan. Ketika malam pulang, saya akan bertanya bagaimana keadaannya." katanya lagi.

"Saman pernah sekali mengatakan bahwa kita tidak pernah tahu kapan kita akan mati. Kita tidak bisa mengontrolnya, jadi kita harus bersyukur setiap hari," kata Waleeporn.

Waleeporn Gunan ingin menyampaikan pesan akhirnya ini kepada suaminya.

"Saya ingin mengatakan kepadamu sayang, kamu adalah pahlawan di hatiku. Kamu akan selamanya di sana."

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-07-11/penyelam-yang-tewas-jadi-pahlawan-dalam-penyelamatan-di-thailan/9979032
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement