Jumat 09 Nov 2018 09:57 WIB

Debat Pemusnahan Hiu Kembali Muncul di Australia

Pemusnahan hiu jarang berhasil mengurangi serangan.

Red: Nur Aini
Ilustrasi ikan hiu.
Foto: EPA/Helmut Fohringer
Ilustrasi ikan hiu.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Di Australia, tewasnya seorang dokter asal Melbourne yang diserang hiu ketika sedang berlibur di Queensland Utara menimbulkan debat lagi apakah hiu harus dimusnahkan ataukah manusia yang perlu beradaptasi untuk tidak diserang mamalia tersebut.

Daniel Christidis (33 tahun) meninggal pada Senin (5/11) di salah satu lokasi wisata terkenal Cid Harbor di Whitsundays, Queensland Utara. Ancaman serangan hiu dikhawatirkan akan membuat para turis lokal maupun internasional takut untuk datang ke kawasan yang dikenal cantik dengan terumbuh karang, dan bagus untuk wisata penyelaman.

Oleh karena itu, Rob Katter, seorang politisi dari Partai Australia (KAP) di parlemen Queensland mengatakan hiu itu harus dimusnahkan. Hal itu sama seperti memperlakukan binatang lain seperti babi, kanguru, atau kuda liar yang mengganggu kehidupan manusia.

Rob Katter bersama dengan anggota parlemen Partai Liberal di tingkat nasional Keith Pitt menyerukan dilakukannya pemusnahan ikan hiu, meskipun para peneliti ikan hiu menolak langkah itu karena dinilai tidak efektif.

Kematian Daniel Christidis itu hanya berselang enam minggu setelah seorang gadis 12 tahun dan seorang wanita berusia 46 tahun selamat dari serangan hiu di tempat yang sama.

Salah satu cara untuk mencegah serangan hiu di daerah wisata adalah menempatkan drum yang berisi umpan, dan ketika hiu masuk perangkap, mereka akan ditangkap dan kemudian dipindahkan ke tempat lain.

Pemerintah Queensland memasang saluran drum berumpan di Cid Harbor setelah serangan September, menangkap dan menghancurkan enam hiu besar - termasuk lima hiu macan.

Pemimpin Oposisi Negara Deb Frecklington menyerukan agar jalur drum dipasang di Cid Harbor secara permanen.

"Kami telah melihat tiga serangan hiu, satu berakhir dengan tragedi yang mengerikan, dan mereka tidak memiliki program pengendalian hiu, jadi jelas diperlukan upaya lebih ," katanya.

KAP telah lama menganjurkan pemusnahan untuk menangani peningkatan populasi buaya di Queensland utara, dan Rob Katter mengatakan hiu harus ditambahkan ke daftar pemusnahan itu.

Langkah pemusnahan ini tentu saja harus dikombinasikan dengan metode lainnya.

"Saya bukan ahli dalam pengelolaan ikan hiu, tetapi saya ahli dalam mendengarkan orang."

"Jika anda berbicara dengan orang-orang yang telah pergi ke pantai-pantai yang ada selama 30 tahun, apakah mereka dari Cairns, Whitsundays, Townsville, apakah mereka nelayan rekreasi, nelayan profesional, mereka mengatakan jumlah hiu telah bertambah, bahkan mengalami ledakan hiu di beberapa daerah di mana tidak pernah seperti itu sebelumnya.

"Sekarang jika Anda memiliki masalah dengan babi, kanguru, kuda liar, kami mengelola mereka melalui pemusnahan, semua jenis cara yang efektif."

'Akan selalu ada hiu'

Namun, peneliti ikan hiu di James Cook University, Profesor Colin Simpfendorfer, mengatakan pemusnahan jarang berhasil.

"Spesies yang biasanya bertanggung jawab atas gigitan semacam ini adalah hewan yang bergerak dalam jarak yang sangat jauh," katanya kepada ABC News.

"Ikan hiu banteng yang kita kenal bergerak dari Terumbu Karang Besar ke New South Wales.

Hiu harimau bergerak ribuan kilometer setiap tahun.

"Hewan-hewan ini sangat mobile sehingga jenis program yang sangat lokal ini jarang berfungsi untuk benar-benar mengurangi risiko bagi perenang."

Pada Kamis, Menteri Perikanan Queensland Mark Furner menolak desakan untuk memusnahkan hiu yang lebih luas.

"Itu tidak berdasar. Tidak ada kajian ilmiah di balik itu," kata Furner.

"Tidak akan ada jaminan keamanan dengan memperkenalkan pemusnahan hiu. Akan selalu ada hiu di lautan."

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-11-09/wacana-pemusnahan-ikan-hiu/10480382
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement