Jumat 01 Feb 2019 13:24 WIB

Pesawat Malaysia MH370 Diduga Jatuh di Dekat Madagaskar

Penelitian suara gelombang air bawah laut menunjukkan kemungkinan jatuhnya MH370.

Red: Nur Aini
  Diagram area pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudra Hindia bagian selatan, yang dirilis oleh Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) di Canberra, Kamis (20/3). (Reuters/Sean Davey)
Diagram area pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudra Hindia bagian selatan, yang dirilis oleh Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) di Canberra, Kamis (20/3). (Reuters/Sean Davey)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebuah penelitian terhadap suara gelombang air bawah laut yang dilakukan di hari ketika pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang menunjukkan bahwa kemungkinan jatuhnya pesawat adalah di dekat Madagaskar. Hal itu jika memang data tersebut berasal dari pesawat yang hilang.

Para ilmuwan dari Universitas Cardiff di Inggris telah melakukan penelitian mengenai gelombang akustik yang diterima oleh dua stasiun di Lautan Hindia, satu di Cape Leeuwin di Australia Barat dan satu lagi di kawasan Diego Garcia.

Di masing-masing stasiun tersebut, mereka memiliki tiga alat bernama hydrophones atau mikrofon bawah laut yang terus menerus merekam suara gelombang di lautan. Sinyal dari kedua stasiun akan menunjukkan suara gelombang yang berasal dari objek yang besar, seperti jatuhnya meteor atau pesawat yang jatuh ke dalam laut.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan baik oleh Cardiff University dan Curtin University di Australia Barat melihat data sinyal dari Stasiun Cape Leeuwin antara jam 12.00 malam dan dua dinihari pada tanggal 8 Maret 2014. Hal itu diperkirakan adalah waktu di mana pesawat itu jatuh, berdasarkan data satelit dari pesawat.

Namun sekarang dengan adanya pemahaman baru mengenai bagaimana cepatnya gelombang suara bergerak di bawah permukaan laut, para ilmuwan di Cardiff mengkaji gelombang suara dengan rentang waktu lebih lama yaitu dari jam 11 malam tanggal 7 Maret 2014 sampai jam 4 pagi keesokan harinya. Mereka juga meneliti data dari stasiun yang lebih jauh dari lokasi di Diego Garcia.

"Kami sekarang berhasil mengidentifikasi dua lokasi di mana pesawat itu mungkin jatuh ke laut, dan juga rute alternatif yang diambil oleh pesawat tersebut." kata Dr Usama Kadri dari Cardiff University.

Analisis sebelumnya mengenai gelombang akustik yang diterima oleh stasiun di Australia Barat menunjukkan bahwa lokasi jatuhnya pesawat berada di Lautan India bagian selatan, kawasan yang sudah disisir sebelumnya dalam pencarian MH370.

Namun sinyal dari stasiun Diego Garcia, yang bila memang berasal dari pesawat yang hilang, menunjukkan bahwa lokasi kejadian lebih ke utara lagi dari yang diperkirakan awalnya. Hal itu juga berarti pesawat tersebut mengambil rute yang berbeda dari yang sebelumnya diperkirakan.

Pihak berwenang sebelumnya memperkirakan bahwa lokasi jatuhnya pesawat adalah di wilayah Australia Barat Barat Daya. Dua pencarian sebelumnya sejauh ini gagal menemukan pesawat tersebut.

Dr Kadri mengatakan bahwa penemuan baru ini didasarkan pada pemahaman mengenai 'elastisitas lantai laut', yang mempengaruhi bagaimana suara gelombang bergerak di bawah permukaan.

"Penelitian kami mengenai gelombang ini sudah berkembang banyak sejak kami mengajukan usulan pertama kali di tahun 2017." kata Dr Kadri dalam tulisan di The Conversation.

Karenanya, menurut data yang didapatkan dari Diego Garcia, maka lokasi jatuhnya pesawat adalah di Madagaskat Timur Laut, bila memang sinyal berasal dari pesawat yang hilang.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-02-01/pesawat-mh370-malaysia-mungkin-jatuh-di-madagaskar/10770168
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement