Senin 11 Feb 2019 15:10 WIB

Turki Desak Cina Hentikan Penahanan Massal Warga Uighur

Kamp seluas 2 juta meter persegi digunakan untuk menahan warga Uighur.

Red:
abc news
abc news

Turki untuk pertama kalinya memberikan komentar mengenai penahanan massal warga etnis minoritas Uighur yang dilakukan Cina dengan mengatakan tindakan Beijing ini merupakan 'tindakan yangn memalukan bagi kemanusiaan.'

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan bukan 'rahasia lagi' bahwa Cina secara tanpa pandang bulu menahan lebih dari 1 juta warga Uighur di 'kamp konsentrasi."

Aksoy merujuk kepada kamp pendidikan lagi besar-besaran yang dibuat oleh Cina di provinsi Xinjiang guna menahan warga minoritas Uighur. Uighur merupakan daerah yang dimasukkan ke dalam wilayah Ciina, setelah para pemimpin Republik Turkistan Timur menyerahkan wilayah mereka ke Partai Komunis Cina di tahun 1949.

Penelitian yang dilakukan ABC menemukan bahwa kamp ini luasnya lebih dari 2 juta meter persegi menahan para warga yang kemudian dipaksa untuk menyampaikan kesetiaan kepada Cina dengan paksaan.

Seorang tahanan mengatakan kepada ABC bahwa dia mendapat suntikan yang bahan yang tidak diketahui isinya, dan mendapat penyiksaan fisik dan mental.

 

Turki mengatakan bahwa warga Uighur mendapt tekanan dan 'asimilasi sistemis' di Cina Barat.

Aksoy mengatakan Turki telah menyampaikan keprihatinan ini dengan Cina di 'semua tingkatan' dan mendesak pihak berwenang untuk menutup pusat penahanan dan menghormati hak asasi manusia.

Turki juga mengatakan bahwa mereka baru mengetahui meninggalnya seorang musisi dan penyair Uyghur terkenal Abdurehim Heyit, di penjara yang sebelumnya dihukum selama delapan tahun karena salah satu lagu yang diciptakanya.

"Tragedi ini kembali menguatkan rekasi pendapat umum warga Turki mengenai pelanggaran serius HAM di wilayah Xinjiang." kata Aksoy.

"Kami berharap adanya reaksi ini mendapat perhatian serius dari pemerintah Cina."

"Kami menghormati dan berduka untuk Abdurehim Heyit dan semua yang lain yang telah kehilangan nyawa mereka mempertahankan identitas Muslim dan Turki mereka." kata Aksoy.

Kematian Heyit belum bisa dikonfirmasi secara independen.

Dalam reaksinya Kedutaan Cina di ibukota Turk Ankara sudah menyebut komentar Aksoy tersebut 'sebagai hal yang sepenuhya tidak bisa diterima' dalam jawaban panjang yang dimuat di situs mereka.

"Baik Cina dan Turki menghadapi tugas yang berat dalam memerangi terorisme."

"Kami menentang adanya usaha mempertahankan standar ganda mengenai masalah memerangi terorisme." kata pernyataan tersebut.

"Kami berharap pihak Turki akan memiliki pemahaman yang benar mengenai usaha yang dilakukan Cina untuk menerapkan langkah yang tepat guna memerangi terorisme, dan ekstremisme, menarik tuduhan yang tidak benar, dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak buruk." kata pernyataan itu lagi.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

ABC/AP

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement