Senin 11 Mar 2019 18:45 WIB

Kriminalitas Tinggi, KFC Alice Spring Tutup Lebih Cepat

Penutupan dilakukan demi keselamatan staf.

Restoran makanan cepat saji KFC di Alice Spring mengaku tetap bertahan meski telah mengalami perusakan berkali-kali senilai 8.000 dolar AS atau hampir Rp 80 juta.
Foto: ABC News
Restoran makanan cepat saji KFC di Alice Spring mengaku tetap bertahan meski telah mengalami perusakan berkali-kali senilai 8.000 dolar AS atau hampir Rp 80 juta.

REPUBLIKA.CO.ID, ALICE SPRINGS -- Sebuah restoran cepat saji KFC di pedalaman Australia memutuskan tutup dua jam lebih awal setiap hari karena mengkhawatirkan keselamatan stafnya.

Di Facebook, waralaba makanan cepat saji di Alice Springs, Wilayah Utara Australia (NT) mengatakan sekarang akan menutup gerainya pukul 22.00 malam setiap hari. Gerai tersebut akan melanjutkan jam perdagangan normal ketika tingkat kejahatan turun.

"Kami telah meminta orang-orang berlindung dari orang lain di restoran kami yang mengakibatkan kerusakan hampir 8.000 dolar AS atau setara Rp 80 juta," tulis Sam Edelman di Facebook.

Waralaba ini telah dihubungi untuk memberikan komentar.

Turis dipukul di wajah

Pengumuman ini muncul tak lama setelah seorang turis Alice Springs diduga ditinju oleh orang asing yang meminta uang kepadanya. Polisi mengatakan wanita itu sedang berjalan melintasi jembatan sebelum tengah hari, ketika dia dicegat.

Wanita berusia 49 tahun itu menolak menyerahkan uang dan kemudian diduga dipukul di wajahnya. Pukulan itu menyebabkan dia menderita cedera wajah signifikan yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

Inspektur Siri Tennosaar mengatakan pelaku adalah seorang pria yang digambarkan sebagai warga pribumi dengan tubuh kekar dan bertelanjang dada pada saat melakukan penyerangan. Ia belum ditemukan.

"Tampaknya dia baru saja dipukul menggunakan tangan, tidak ada senjata sama sekali, tetapi luka-lukanya cukup signifikan," kata Duty Superintendent Tennosaar.

Polisi mengimbau kepada siapa pun yang berada di daerah itu sekitar pukul 11.30 pagi kemarin yang mungkin telah melihat pria itu untuk menghubungi polisi. Statistik kejahatan yang dirilis bulan lalu menunjukkan pembobolan rumah di Alice Springs meningkat 83 persen pada 2018.

Pembobolan properti telah meningkat hampir 14 persen pada periode yang sama. Meskipun demikian, kasus penyerangan telah menurun 7,8 persen sementara penyerangan terkait alkohol telah menurun secara signifikan sebesar 14,8 persen.

Pindah karena angka kejahatan

Bill Davis telah tinggal di Alice Springs selama hampir empat dekade dan mengatakan meningkatnya kejahatan membuatnya mempertimbangkan kembali apakah dia ingin tetap tinggal. Pekan lalu sejumlah orang-orang mendobrak rumahnya dan mencuri ponsel, kartu kredit, dan van kemping yang telah terbakar pada saat polisi menemukannya.

"Saya tidak khawatir rumah itu terancam, tidak menyesalinya, saya bisa santai mengenai hal itu," kata Davis.

"Tsunami pergolakan, gangguan, kegelisahan dan kerusakan ini diciptakan di semua tingkatan yang berbeda ... dan itu dibangun di atas gelombang besar," katanya.

Dia menyalahkan kurangnya sumber daya untuk pendidikan dan keterlibatan masyarakat untuk kejahatan remaja tingkat tinggi.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-03-06/kfc-alice-spring-tutup-lebih-cepat/10877418
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement