Rabu 20 Mar 2019 02:52 WIB

Alquran Dibacakan Saat Rapat Parlemen Selandia Baru

Pembacaan Alquran dilakukan sebelum rapat Parlemen Selandia Baru dimulai

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nidia Zuraya
Seorang siswa memegang lilin saat peringatan untuk mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3/2019).
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang siswa memegang lilin saat peringatan untuk mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Parlemen Selandia Baru mengadakan rapat pertama kali pascapenembakan yang terjadi di dua masjid di Christchurch pada Jumat (15/3) lalu. Dilansir Express News, Selasa (19/3), sebelum rapat dimulai, seorang imam membacakan ayat suci Alquran untuk menghormati korban penembakan.

Sang imam yang diketahui bernama Maulana Ihtisham ul Haq Thanvi ini membacakan ayat Alquran yang terdapat dalam juz 2. Maulana merupakan ulama asal Pakistan.

Sementara itu Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, dihadapan parlemen menyampaikan pidatonya. Dalam pidato tersebut ia menyebut tentang persatuan dan bela sungkawa pada keluarga korban dan memuji aksi heroik yang dilakukan Naeem Rashid yang mati syahid ketika berusaha melawan penyerang.

"Keluarga korban akan mendapatkan keadilan. Pelaku teroris mungkin mencari ketenaran, tetapi kita di Selandia Baru tidak akan memberinya apa-apa. Bahkan kita tidak akan menyebutkan namanya," ujar Ardern. Perdana Menteri Selandia Baru ini secara tegas menolak untuk menyebut nama pria bersenjata itu.

Para korban serangan teror di dua masjid yang sedang melangsungkan ibadah shalat Jumat ini sebagian besar adalah migran muslim maupun pengungsi dari negara-negara Islam seperti Pakistan, Bangladesh, India, Turki, Kuwait, dan Somalia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement