Ahad 07 Apr 2019 04:16 WIB

Teror Christchurch, Ini Kalimat Pertama yang Ditulis Jacinda

PM Jacinda menulis kalimat di kertas A4 begitu mengetahui teror di Christchurch.

Rep: Umi Soliha/ Red: Andri Saubani
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern meninggalkan lokasi shalat Jumat di Hagley Park, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (22/3).
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern meninggalkan lokasi shalat Jumat di Hagley Park, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SELANDIA BARU -- "Mereka adalah kita", adalah pikiran pertama yang ditulis Jacinda Ardern di selembar kertas ukuran A4 setelah terjadi serangan Christchurch. Dilaporkan dari Nzherald, Sabtu (6/4), dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Inggris The Guardian, Ardern menunjukkan selembar kertas  di mana ia menulis catatan awal untuk pidato di Hotel Devon, New Plymouth pada 15 Maret lalu. 

Beberapa kalimat singkat yang ditulis Perdana Menteri saat itu, ialah "Satu orang telah ditahan dan memungkin adanya tersangka tambahan", "Tindakan kekerasan yang sangat kejam", "Tidak memiliki tempat di NZ", dan "Mereka adalah kita".

Baca Juga

Kalimat terakhir itu adalah kalimat pertama yang ia tulis di buku belasungkawa  nasioanal atas serangan teror terhadap jamaah masjid di Christchurch di Aula Besar Parlemen di Wellington. "Atas nama semua warga Selandia Baru, kita berduka bersama. Kita satu. Mereka adalah kita," Tulis PM Ardern dalam buku tersebut.

Kalimat itu pun yang paling menyentuh dalam pidato pertama PM Ardern kepada media di New Plymouth pada 15 Maret. "Banyak dari mereka yang akan terkena dampak langsung penembakan ini mungkin adalah migran ke Selandia Baru, mereka bahkan mungkin menjadi pengungsi di sini. Mereka telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru sebagai rumah mereka, dan ini adalah rumah mereka," kata Ardern.

"Mereka adalah kita. Orang yang telah melakukan kekerasan ekstrem  tidak memiliki tempat di Selandia Baru. Kejadian tersebut belum pernah terjadi sebelumnya di NZ,” ujarnya.

Sebuah inversi dari frasa juga muncul yang dialamatkan untuk  perlaku penembakan tersebut. "Anda mungkin telah memilih kami. Namun, kami benar-benar menolak dan mengutuk Anda", kata Ardern.

Ardern juga mengungkapkan, dia meminjam jilbab yang dia kenakan kepada anggota komunitas Muslim di Christchurch pada 16 Maret. "Ketika saya memiliki semua yang jelas untuk turun [ke Christchurch] pada hari Sabtu, saya bertanya kepada seorang teman apakah mereka memiliki sesuatu untuk saya pinjam," kata Ardern.

"Jika saya [di rumah] di Auckland itu akan berbeda, tetapi saya tidak membawa syal. Jadi saya bertanya apakah dia punya sesuatu yang bisa saya pinjam, karena bagi saya itu tanda penghormatan. Itu wajar apa yang akan kamu lakukan. Jadi, tidak, aku juga tidak benar-benar memikirkan itu. "

Ardern juga menegasakan serangan di Christchurch tidak mengurangi pandangan optimisme yang selalu dia upayakan untuk membimbing politiknya. "Tidak. Keyakinan saya terhadap warga Selandia Baru telah menguat. Saya hanya tahu kita memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjadikannya universal. Saya optimis. Saya terlahir dan politik belum mengalahkan saya. Orang-orang berkomentar atas cara kita merespons, tetapi bagi saya tidak ada pertanyaan. Anda kadang-kadang perlu menghapus beberapa politik dan hanya berpikir tentang kemanusiaan. Itu saja." ujarnya

[video] Ardern: Assalamualaikum, Mereka adalah Teroris

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement