Senin 22 Apr 2019 15:35 WIB

Bayi di Pesawat Air Asia Wafat Setelah Dibacakan Al-Fatihah

Bayi di pesawat itu merupakan anak dari pasangan muda asal Arab Saudi.

Nadia Parenzee mengatakan, ia mencoba untuk menenangkan si bayi perempuan itu, namun bayi itu berhenti bernapas.
Foto: ABC News/Frances Bell
Nadia Parenzee mengatakan, ia mencoba untuk menenangkan si bayi perempuan itu, namun bayi itu berhenti bernapas.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang perempuan Perth, Australia, Nadia Parenzee menggendong bayi orang asing berumur dua bulan ketika ia meninggal dalam pelukannya. Bayi tersebut meninggal dalam penerbangan Air Asia. Parenzee menggambarkan insiden itu sebagai situasi paling menantang yang bisa dilalui seseorang.

Poin utama:

Baca Juga

• Nadia Parenzee menawarkan bantuan kepada orang tua bayi itu setelah ia merasa tertekan.

• Bayi itu, yang ia panggil Farah, meninggal dalam pelukannya ketika ia mencoba menenangkannya.

• Ia mengatakan, orang tua bayi yang berasal dari Arab Saudi itu tengah memulai kehidupan baru di Australia.

Parenzee adalah penumpang dalam penerbangan Air Asia D7236 dari Kuala Lumpur ke Perth pada Senin (22/4) pagi, ketika ia menawarkan diri untuk membantu pasangan yang bayinya benar-benar gelisah dan menangis terus-menerus.

"Saya menawarkan bantuan kepada orang tuanya dan pramugari karena saya bisa melihat orang tua baru itu merasa stres," tulisnya dalam unggahan Facebook.

"Ketika saya menutup mata untuk tidur, pramugari Air Asia menepuk pundak saya untuk membantunya. Orang tua itu menawarkan bayinya kepada saya dengan rasa putus asa di mata mereka. Saya menggendongnya dan segera membaca surah al-Fatihah.”

"Lalu bayi Farah mengambil nafas terakhirnya dan menjadi lemas. Saya segera tahu ada sesuatu yang salah dan berteriak kepada para penumpang untuk mengetahui apakah ada dokter di dalam pesawat."

Parenzee mengatakan, 2,5 jam berikutnya kekacauan terjadi, dengan upaya resusitasi (bantuan pernafasan) berlanjut sampai pesawat mendarat.

Mulai hidup baru di Australia

Ia mengatakan, orang tua bayi perempuan itu, yang merupakan pasangan asal Saudi, terbang ke Perth untuk memulai kehidupan baru bagi keluarga mereka di Australia. "Hati saya mati rasa dan saya tak tahu bagaimana merasakannya, tetapi saya benar-benar merasa terhormat telah memeluknya dan membacakan doa sebelum ia meninggal," tulis Parenzee.

"Kepada staf Air Asia yang menakjubkan, Anda luar biasa dan saya memuji profesionalisme Anda," ujarnya.

Seorang juru bicara Air Asia mengonfirmasi ada kondisi darurat medis di dalam pesawat, yang ditemui oleh tim spesialis medis dan Kepolisian Australia Barat pada saat kedatangannya di Bandara Internasional Perth.

Petugas sedang menyelidiki insiden itu dan akan menyiapkan laporan untuk forensik. "Kami tak bisa mengomentari lebih lanjut tentang situasi medis bayi tersebut, namun kami bersimpati atas kondisi bayi dan keluarga yang terlibat," kata juru bicara Air Asia dalam sebuah pernyataan.

Ikuti berita-berita lainnya di situs ABC Indonesia.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-04-22/bayi-di-pesawat-airasia-hembuskan-nafas-terakhir-setelah-dibaca/11035972
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement