Senin 20 May 2019 02:50 WIB

Media China Tanggapi Negatif Kemenangan Partai Koalisi

Global Times mengatakan bahwa hubungan China-Australia makin menjauh.

Red:
abc news
abc news

Sebuah media milik pemerintah China, Global Times, telah merilis editorial yang mengatakan bahwa hubungan China-Australia kembali jauh dari optimisme menyusul kemenangan tidak terduga Perdana Menteri Scott Morrison pada pemilihan umum federal akhir pekan kemarin.

Tanggapan media China :

  • Media pemerintah China mengatakan hubungan China-Australia telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir
  • Editorial Global Times menggambarkan hasil pemilu yang mengejutkan sebagai "jauh dari optimis" bagi hubungan luar negeri
  • Mantan perdana menteri Paul Keating mengatakan kepala mata-mata adalah "orang gila" dan memecat mereka akan memperbaiki hubungan

 

Dalam tajuk rencana yang diposting ke akun resmi surat kabar Global Times di WeChat tidak lama setelah prediksi hasil dari pemilihan umum federal di Australia terungkap, surat kabar itu mengatakan masyarakat China mengkhawatirkan dampak terpilih kembalinya Scott Morrison terhadap hubungan luar negeri.

"Hasil pemilihan ini juga berarti bahwa hubungan China-Australia, yang telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Koalisi yang berkuasa yang terdiri dari Partai Liberal Australia dan Partai Nasional, akan terus memiliki prospek yang tidak pasti," bunyi editorial itu.

"Menurut pernyataan yang dibuat oleh media Australia dan beberapa politisi Partai Buruh sebelum pemilihan, tampaknya jika Partai Buruh memenangkan pemilihan, partai itu akan membawa beberapa perubahan positif pada hubungan China-Australia."

Editorial itu menunjuk komentar dari mantan perdana menteri dan pemimpin Partai Buruh Paul Keating, yang mengatakan kepala intelejen Australia adalah "orang gila" yang harus dipecat untuk meningkatkan hubungan dengan China.

"Paul Keating, mantan perdana menteri Partai Buruh yang dulunya bersahabat dengan China, secara terbuka mendesak Partai Buruh untuk segera memecat kepala ASIO, setelah partai Buruh memenangkan pemilihan. Dia mengatakan bahwa orang gila itu telah menghancurkan hubungan bilateral China-Australia," bunyi editorial tersebut.

Mantan pemimpin Partai Buruh Bill Shorten mengatakan dia tidak setuju dengan komentar Paul Keating, namun, frontbencher Partai Buruh Anthony Albanese - yang telah memastikan akan maju dalam bursa kandidat ketua partai Buruh federal Australia setelah pengunduran diri Bill Shorten - mengatakan komentar Keating itu mencerminkan keprihatinan yang lebih luas tentang sikap terhadap China dan mengatakan Australia perlu berhati-hati untuk tidak menjadi "xenophobia menyangkut China dan peran China di kawasan".

Koalisi menyebut komentar Paul Keating itu "mengerikan", "sangat ceroboh" dan "benar-benar keterlaluan".

Global Times juga menunjuk komentar yang dibuat oleh mantan duta besar Australia untuk China, Geoff Raby, yang menulis dalam Australian Financial Review untuk mengevaluasi kembali larangan terhadap Huawei.

"Sebagai prioritas, pemerintah Partai Buruh harus menginstruksikan birokrasi untuk mengidentifikasi bagian mana dari jaringan 5G yang dapat dibuka untuk tender," tulisnya.

Editorial itu mencatat beberapa pihak merasa bahwa bahkan dengan kemenangan Partai Buruh sekalipun, "hubungan Australia-China tidak mungkin membaik secara signifikan dalam jangka pendek".

"Tidak peduli partai mana yang berkuasa, Pemerintah Australia selanjutnya masih memiliki jalan panjang jika mereka ingin memperbaiki hubungan China-Australia."

Partai Liberal telah dimintai komentar untuk pemberitaan ini.

Sementara itu netizen asal China Tiongkok menggunakan media sosial untuk mengomentari hasil pemilu federal Australia.

"Kita harus mengenakan sanksi komprehensif terhadap Australia selama sepuluh tahun tanpa perubahan," tulis satu.

"China harus memilih cara sendiri untuk mengembangkan negaranya," kata yang lain. "Hubungan China-Australia yang baik adalah keuntungan, jika tidak China dan Australia harus memilih kepentingan mereka sendiri. Mudah saja."

Politisi Australia berusaha keras meraih dukungan dari masyarakat Australia keturunan China di Australia selama masa kampanye, mereka bersaing untuk mendapatkan dukungan di platform media sosial WeChat.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement