Ahad 25 Mar 2018 15:54 WIB

AS Klaim Tewaskan Dua Teroris di Libya

Serangan udara tepatnya diluncurkan di pinggiran Ubari.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Tentara Libya di Tmur Benghazi.
Foto: al arabiya
Tentara Libya di Tmur Benghazi.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Pasukan Amerika Serikat (AS) mengatakan dua tersangka teroris telah tewas dalam serangan udara yang diluncurkan di wilayah selatan Libya, Sabtu (24/3). Serangan ini disebut sebagai bagian dari upaya pemerintah Negeri Paman Sam menghancurkan tempat yang diyakini sebagai markas teroris untuk berlindung.

Serangan udara tepatnya diluncurkan di pinggiran Ubari, sebuah kota di selatan Libya. Menurut pasukan AS, serangan ini telah dikoordinasikan dengan Pemerintah Libya yang berbasis di Ibu Kota Tripoli.

"Sejauh ini kami tidak mendapat laporan apa pun mengenai adanya warga sipil yang tewas dalam serangan udara ini," ujar pernyataan Komando Afrika AS, Ahad (25/3).

Pasukan AS telah meluncurkan serangan udara yang menargetkan kelompok militan di Libya dalam selama beberapa tahun terakhir. Salah satu yang ditargetkan adalah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang diyakini memiliki markas di Sirte pada 2016.

Tahun lalu, AS mengatakan puluhan tersangka teroris telah tewas dalam serangan udara yang diluncurkan di wilayah selatan Sirte. Serangan itu dimaksudkan untuk menghentikan kelompok militan yang diyakini mencoba berkumpul kembali.

Sejak presiden Muammar Gaddafi digulingkan pada 2011, Libya dilanda kekacauan dengan faksi-faksi bersenjata yang ingin menguasai pemerintahan secara penuh. Pemerintahan negera itu terbagi atas dua, di mana di ibu Kota Tripoli, didukung internasional.

Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Khalifa Haftar yang dikenal sebagai salah satu tokoh militer paling kuat dan melakukan perlawanan untuk menurunkan Gaddafi menguasai wilayah timur negara itu. Kelompok tersebut terus bertempur mengendalikan Libya secara keseluruhan. Situasi terus diperburuk dengan kedatangan ISIS dan kelompok militan lainnya yang mengambil kesempatan atas kondisi di negara tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement