Sabtu 23 Feb 2019 22:31 WIB

Ribuan Orang Kelaparan di Somaliland

Konflik yang terus berkecamuk di wilayah itu memperparah krisis pangan.

Korban kekeringan Somalia di permukiman pengungsi sementara di daerah Dollow, Somalia (ilustrasi)
Foto: Zohra Bensemra/Reuters
Korban kekeringan Somalia di permukiman pengungsi sementara di daerah Dollow, Somalia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Kemarau panjang yang parah di Somaliland, wilayah yang memproklamasikan diri secara sepihak sebagai negara di Somalia, telah mengakibatkan kekeringan di wilayah itu. Akibatnya ribuan orang kini tak memiliki persediaan makanan.

Dewan Pengungsi Norwegia pada Jumat (22/2) lalu mengatakan, kelompok yang berpusat di Oslo tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa ada keperluan mendesak untuk bantuan kemanusiaan di wilayah itu. Victor Moses, Direktur kelompok tersebut di Nigeria, mengatakan, ribuan orang terutama perempuan dan anak kecil, sudah menghadapi kondisi rawan pangan. "Mereka sekarang khawatir terhadap kondisi yang paling buruk, sebab sedikit bahkan tak ada hujan yang diperkirakan turun dalam dua bulan ke depan," kata Moses.

Baca Juga

Konflik yang terus berkecamuk di wilayah itu memperparah krisis pangan dengan membuat orang meninggalkan rumah mereka. Sehingga meningkatkan ketergantuan manusia pada bantuan kemanusiaan, demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu -- yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu (23/2) malam.

Pada Januari, lembaga bantuan dan Pemerintah Somalia mengajukan permohonan bantuan kemanusiaan bernilai 1,08 miliar dolar AS. Bantuan tersebut untuk menyelenggarakan operasi bantuan buat warga di wilayah tersebut.

"Lebih dari 385 ribu orang menghadapi kondisi rawan pangan akut di Somalia," kata Peter de Clerq, Koordinator Bantuan Kemanusiaan PBB untuk Somalia, dalam satu taklimat di Ibu Kota Kenya, Nairobi.

Yang paling terpengaruh adalah bagian utara Somalia, tempat kemarau parah telah diperparah oleh kondisi cuaca El Nino di Afrika Timur. "Kami telah mencapai titik kritis di Puntland dan Somaliland. Tindakan mendesak diperlukan sekarang juga. Jika tidak, ada ancaman memburuknya situasi dengan cepat dan mendalam, sementara kemarau mungkin bertambah parah dalam beberapa bulan ke depan. Masyarakat sudah kehilangan sarana mereka untuk bertahan hidup," kata Peter de Clercq pada Kamis.

"Saatnya untuk memberi dana adalah sekarang agar (kita) bisa mundur dari tebing jurang, menghindari krisis yang lebih besar dan mengubah hilangnya nyawa serta menyelamatkan nyawa manusia," tambah de Clercq.

Rencana Reaksi Kemanusiaan PBB (HRP) pada awal tahun ini telah meminta 885 juta dolar AS untuk membantu penanganan masalah rawan pangan di Somalia. PBB menyatakan dari 885 juta dolar AS yang diminta, hanya 11 persen yang telah diterima setakat ini, yaitu sebanyak 97 juta dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement