Selasa 22 Jan 2019 22:29 WIB

Selama 2018, Maroko Gagalkan 89 Ribu Migrasi Ilegal

Maroko menjadi landasan utama bagi berlabuhnya para migran yang menuju Eropa.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Imigran Afrika di Laut Mediterania. (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Rene Rossignaud
Imigran Afrika di Laut Mediterania. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RABAT – Maroko telah menghentikan upaya migrasi ilegal sebanyak 89.000 selama 2018. Kamis (17/1) lalu, Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan angka tersebut meningkat 37 persen dibandingkan tahun sebelumnya.  

Dilansir di Alarabiya, Selasa (22/1), angka migrasi yang fantastis itu menunjukkan bahwa Maroko kini merupakan negara yang menjadi landasan utama bagi berlabuhnya para migran yang hendak ke Eropa di Mediterania. 

Maroko dapat dikunjungi penduduk Afrika lainnya tanpa visa. Karena itu, negara ini menjadi pintu gerbang utama bagi para migran ke Eropa sejak kebijakan garis keras imigrasi Italia dan penjaga pantai Libya membatasi jumlah orang yang datang dari Libya. 

Pada 2018, otoritas Maroko membongkar sebanyak 229 jaringan  perdagangan migran. 

Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan, sekitar 80 persen dari migran ilegal yang dicekal pada 2018 adalah warga asing. 

Sementara sebanyak 29.715 migran diselamatkan di laut, sedangkan 5.608 migran memilih untuk secara sukarela kembali ke negara asal mereka.

Sementara itu, beberapa migran dilaporkan mencoba mencapai Ceuta dan daerah kantong Spanyol lainnya di Afrika, Melilla. 

Adapula migran lainnya yang membayar penyelundup untuk menempatkan mereka di atas kapal, karena Spanyol hanya berjarak 14 km di ujung barat Mediterania. 

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, mengatakan  Uni Eropa telah mengirim sebanyak 30 juta euro dari 140 juta yang dijanjikan pada Oktober lalu untuk membantu Maroko menghentikan migrasi ilegal. 

Sementara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan, sekitar setengah dari 111.558 migran dan pengungsi yang memasuki Eropa melalui laut Mediterania pada 2018 berhasil melewati rute Barat yang memisahkan semenanjung Iberia dari Afrika Utara. Sekitar 2.217 migran tewas saat melintasi Mediterania, termasuk 744 di antaranya di rute barat.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement