Sabtu 13 Apr 2019 08:52 WIB

Arab Saudi Dilaporkan Danai Operasi Militer Haftar di Libya

Dana Arab Saudi dilaporkan untuk operasi militer Jenderal Khalifa Haftar di Libya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tentara menjaga Kota Tripoli, Libya. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Tentara menjaga Kota Tripoli, Libya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Arab Saudi dilaporkan menawarkan uang puluhan juta dolar AS kepada Jenderal Khalifa Haftar sebelum melancarkan serangan ke Ibu Kota Libya, Tripoli. Uang tersebut siap diberikan guna membantu membiayai operasi militernya. 

Wall Street Journal dalam laporannya yang dikutip Aljazirah, Sabtu (13/4), mengungkapkan bahwa uang tersebut ditawarkan saat Haftar berkunjung ke Riyadh, menjelang kampanye militer pada 4 April. Haftar pun menerima tawaran tersebut. 

Baca Juga

Menurut sumber di lingkaran Haftar yang dikutip Wall Street Journal, uang tersebut digunakan untuk merekrut dan membayar para personel serta keperluan militer lainnya. "Kami cukup murah hati," ucapnya. 

Selama berada di Saudi, Haftar dilaporkan bertemu Raja Salman bin Abdulaziz. Dia juga melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS)

Pemerintah Saudi dan Haftar belum memberikan komentar atau tanggapan terkait laporan tersebut. Namun Direktur Eksekutif dari Arab Center of Washington Khalil Jahshan menilai, Haftar memang meningkatkan perannya sepulang dari Saudi. 

"Jelas ada peningkatan dukungan, tapi tak ada perubahan dalam peran politik. Saya pikir Saudi ingin meningkatkan partisipasinya dalam konflik di Libya dan itu mungkin berkontribusi pada kunjungan Jenderal Haftar ke Kerajaan dan pertemuannya dengan Raja Salman dan Putra Mahkota," kata Jahshan. 

"Segera setelah kembalinya (Haftar), dia agak meningkatkan perannya, konfrontasinya dengan para pesaingnya di Libya dengan sangat jelas sehingga dia memperoleh dukungan politik terlebih dulu, dan saya yakin dia mendapat dukungan finansial serta militer setelahnya meskipun belum tentu satu-satunya pihak di Teluk atau Timur Tengah yang telah mendukung Haftar selama beberapa tahun terakhir," ujar Jashan menambahkan. 

Libya tengah mengalami krisis politik dan konflik. Pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin seorang komandan militer, Khalifa Haftar, sedang berupaya merebut kendali Ibu Kota Tripoli dari Perdana Menteri Fayez al-Sarraj yang didukung PBB. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement