Rabu 01 May 2019 12:16 WIB

1.800 Penambang Afrika Selatan Terjebak di Bawah Tanah

Jalan keluar lain dari tambang berjarak empat kilometer.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN --  Lebih dari 1.000 penambang di Afrika Selatan terjebak di bawah tanah setelah kecelakaan kerja membuat lubang terowongan tertutup. Sedikitnya 1.800 penambang masih terjebak di bawah bumi di terowongan Thembelani, Rustenberg.

Sky News memberitakan, penambangan tersebut dijalankan oleh perusahaan pertambangan Sibanye Stillwater. Para penambang terperangkap pada Selasa (30/4) siang, usai beberapa rel yang diangkut di bawah tanah terlepas dan jatuh sehingga menghalangi jalan keluar ke tambang.

Baca Juga

Tidak ada cedera serius yang dilaporkan hingga berita ini dimuat. Saat kejadian, pekerja sedang melepas rel dan memeriksa terowongan untuk setiap kerusakan struktural.

Juru bicara Sibanye James Wellsted mengatakan, jika terowongan rusak, para pekerja bisa keluar melalui terowongan lain, Khuseleka, yang berjarak empat kilometer jauhnya. Ia tidak memberitahu waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan para penambang.

"Untuk para pekerja, mereka telah diberi makanan dan air," ujarnya dilansir Sky News, Rabu (1/5).

Kementerian tambang mengatakan sedang memantau situasi insiden kecelakaan tambang. Kementerian mengatakan, kondisi poros harus dipertimbangan sebelum pekerja dapat diangkat.

Departemen sumber daya mineral Afrika Selatan mengatakan telah menyusun rencana untuk membebaskan sejumlah besar penambang dengan mengangkat mereka ke poros yang bersebelahan. Dalam sebuah pernyataan, Asosiasi Pekerja Ritel dan Konstruksi (AMCU) memanjatkan doa mereka yang selalu ada bersama para pekerja tambang.

Mereka pun berharap dan percaya para penambang akan dikembalikan ke permukaan secepat mungkin. "Kami percaya penjaga keamanan kami akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi masalah ini" demikian pernyataan AMCU.

Di Afrika Selatan, keselamatan adalah masalah utama di tambang. Hal ini pun menjadi perhatian investor. Pada Mei 2018, gempa bumi di operasi emas Sibanye menewaskan tujuh penambang sehingga menekan perusahaan meningkatkan keselamatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement