Kamis 02 May 2019 03:20 WIB

Negara Arab Dukung Peralihan Politik di Sudan

UAE dan Arab Saudi menjanjikan tiga miliar dolar AS buat Sudan.

Demonstrasi di Khartoum, Sudan pada 15 April 2019.
Foto: AP Photo/Salih Basheer
Demonstrasi di Khartoum, Sudan pada 15 April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Menteri Negara Uni Emirat Arab (UAE) Urusan Luar Negeri Anwar Gargash mengatakan negara Arab mendukung proses peralihan di Sudan yang menyeimbangkan ambisi rakyat dengan kestabilan. "Sepenuhnya sah bagi negara Arab mendukung peralihan yang teratur dan stabil di Sudan. Peralihan yang menyesuaikan aspirasi rakyat dengan kestabilan institusi," katanya di akun Twitter, Rabu (1/5).

UAE dan Arab Saudi pada April menjanjikan tiga miliar dolar AS buat Sudan setelah Presiden Omar Al-Bashir digulingkan. Pemrotes dan pegiat telah berunding dengan Dewan Militer Peralihan (TMC) untuk membentuk satu badan gabungan militer-sipil guna mengawasi peralihan. Namun, mereka mengalami kebuntuan mengenai siapa yang menguasai dewan baru itu.

Baca Juga

"Kita telah mengalami kekacauan besar di wilayah ini dan, secara pantas, tak memerlukan itu lagi," ia menambahkan.

Kelompok oposisi Sudan menyerukan pembentukan dewan pimpinan sipil untuk mengawasi peralihan politik. TMC tidak memperlihatkan tanda kesediaan untuk melepaskan kekuasaan tertingginya.

UAE dan Arab Saudi mendukung ketua dewan Abdel Fattah Al-Burhan dan wakilnya Mohamed Hamdan Dagalo melalui keikutsertaan mereka dalam koalisi pimpinan Arab Saudi. UAE dengan cepat menyambut pengangkatan Al-Burhan dan mengatakan UAE akan berusaha mempercepat bantuan untuk Sudan.

Tak lama setelah pencalonan Al-Burhan, Arab Saudi menyatakan akan menyediakan gandum, bahan bakar dan obat untuk Sudan. Bantuan keuangan yang disedikan oleh kedua sekutu dekat tersebut adalah bantuan besar yang pertama diumumkan secara terbuka untuk Sudan  dari negara Teluk dalam beberapa tahun. Bantuan meliputi deposito 500 juta dolar AS di Bank Sentral Sudan.

UAE dan Arab Saudi telah berusaha menanggulangi kemunculan gerakan politik agama di seluruh wilayah itu dan mendukung pemimpin militer Mesir Presiden Abdel Fattah El-Sisi setelah penggulingan presiden yang pertama terpilih secara demokratis Mohamed Moursi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement