Senin 24 Jun 2019 08:29 WIB

Jenderal Militer Etiopia Tertembak dalam Kudeta Gagal

Kudeta gagal terjadi di Negara Bagian Federal Amhara Etiopia.

Peta Etiopia.
Foto: Lonelyplanet.com/ca
Peta Etiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA— Kepala Staf Tentara Etiopia, Jenderal Seare Mekonnen tertembak beberapa jam setelah terjadi kegagalan usaha kudeta di Negara Bagian Federal Amhara. 

Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Perdana Menteri untuk urusan media, Billene Seyoum, pada Ahad (23/6). ”Belum ada kejelasan apakah Jenderal Mekonnen tewas atau terluka akibat tembakan tersebut,” kata Billene kepada Reuters.

Baca Juga

Pada Sabtu (22/6), pemerintah menyatakan bahwa terdapat usaha kudeta yang gagal melawan kepala pemerintahan regional di negara bagian federal itu.

Perkembangan atas kejadian tersebut menggarisbawahi adanya tantangan yang dihadapi oleh perdana menteri baru negara kawasan Tanduk Afrika berpenduduk 100 juta orang itu, Abiy Ahmed, karena dia mencoba untuk memelopori reformasi politik di tengah kerusuhan yang meluas.

Dalam sebuah siaran televisi pada Sabtu malam, Abiy menyebut bahwa beberapa pejabat pemerintahan Amhara tengah melakukan rapat ketika usaha kudeta dilakukan. "Ada beberapa orang yang tewas, sementara beberapa lainnya juga terluka," kata Abiy.

Ahad pagi, Kepala Pasukan Khusus Amhara, Brigadir Jenderal Tefera Mamo, berbicara di saluran televisi milik negara, "Sebagian besar pelaku usaha kudeta telah ditangkap, meskipun masih ada beberapa yang kabur."

Para penduduk ibu kota Amhara, Bahir Dar, menyebut pada Sabtu malam ada tembakan senjata di wilayah sekitar disertai penutupan beberapa ruas jalan.

Sejak memegang tampuk kuasa pada April tahun lalu, Abiy telah mendorong keterbukaan negara yang terisolasi dan terobsesi dengan keamanan itu.

Bagaimanapun, kekerasan etnis yang telah lama dilakukan oleh tangan besi pemerintahan sebelumnya berkobar di banyak wilayah, termasuk Amhara, tempat pemerintahannya dipimpin Ambachew Mekonnen.

Etiopia akan menggelar pemilihan anggota parlemen pada tahun depan. Beberapa kelompok oposisi meminta pemilihan itu tetap dilaksanakan sesuai jadwal, kendati terjadi kerusuhan.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement