Kamis 18 Jan 2018 09:58 WIB

AS tak Keluarkan Visa Pekerja Haiti Berketerampilan Rendah

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Warga Haiti memperbaiki rumahnya yang hancur.
Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
Warga Haiti memperbaiki rumahnya yang hancur.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah AS tidak akan mengeluarkan visa bagi pekerja Haiti berketerampilan rendah karena dianggap tidak memenuhi syarat. Kebijakan ini mengakhiri upaya AS mempekerjakan warga Haiti setelah negara kecil tersebut dilanda gempa dahsyat pada 2010.

Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS mengumumkan perubahan tersebut pada Rabu (17/1). Pengumuman ini disampaikan kurang dari sepekan setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan kata-kata kasar terhadap sejumlah negara imigran.

 

DHS mengatakan dalam sebuah pengajuan peraturan, telah menghapus Haiti dari daftar lebih dari 80 negara yang warganya dapat diberi visa H-2A dan H-2B. Visa jenis ini dapat diberikan kepada pekerja musiman di sektor pertanian dan industri lainnya.

 

Menurut DHS, kebijakan tersebut diambil karena banyaknya kecurangan yang dilakukan warga Haiti terhadap visa yang diberikan. Mereka seringkali memperpanjang masa tinggal mereka tanpa izin.

 

Sebuah laporan DHS yang diterbitkan tahun lalu menyatakan, warga Haiti dengan berbagai visa non-imigran, termasuk visa H-2A dan H-2B telah berkurang sekitar 40 persen pada 2016. Hanya beberapa puluh warga Haiti yang memasuki AS dengan visa tersebut setiap tahunnya, sejak mereka diberi izin pada 2012 oleh pemerintahan Presiden Barack Obama.

 

Pada 2016, sebanyak 65 warga Haiti masuk ke AS dengan visa H-2A yang diberikan untuk pekerja pertanian. Sedangkan dalam kurun waktu Maret hingga November 2017, tercatat sebanyak 54 warga Haiti yang diberi visa H-2A oleh Departemen Luar Negeri AS. Sementara untuk visa H-2B yang diberikan bagi pekerja musiman non-pertanian, hanya ada sedikit warga Haiti yang mendapatkannya.

 

Sejumlah pihak mengatakan, selama ini AS telah memberikan kesempatan langka kepada warga Haiti untuk bekerja secara legal. Hal tersebut akan berkontribusi terhadap ekonomi AS dan juga akan membantu mendanai pemulihan Haiti setelah gempa.

 

"Mereka hanya memotong visa yang paling menguntungkan secara ekonomi bagi orang-orang Haiti. Meskipun tidak banyak orang yang bisa memanfaatkannya, ini sangat transformasional bagi mereka yang telah berpartisipasi," kata Sarah Williamson, pendiri PTP Consulting, sebuah lembaga konsultan yang berbasis di Virginia.

 

Kedutaan Besar Haiti di AS belum menanggapi permintaan komentar. Pejabat pemerintahan Haiti juga tidak bersedia memberikan komentar.

 

Selain Haiti, Belize dan Samoa juga dikeluarkan dari daftar tersebut karena risiko tinggi perdagangan manusia. AS juga tidak menerima kembali warga dari dua negara ini yang sebelumnya telah dideportasi.

 

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Rabu (17/1), Trump justru memuji warga Haiti. "Saya mencintai orang-orangnya. Ada kehangatan yang luar biasa. Dan mereka orang yang sangat pekerja keras," kata Trump.

 

Kelompok kemanusiaan serta anggota Kongres dari Partai Republik dan Partai Demokrat telah melobi pemerintahan Obama agar warga Haiti bisa memenuhi syarat mendapatkan visa pekerja jangka pendek. Mereka beralasan, pengiriman uang ke Haiti akan membantu negara tersebut pulih dari gempa.

 

Tanpa visa H-2A dan H-2B, hanya ada sedikit jalan legal bagi kebanyakan warga Haiti untuk pergi ke AS. "Kami melihatnya sebagai kesempatan membantu Haiti membangun kembali setelah gempa," ujar Michael Clemens dari Center for Global Development.

 

Pemerintahan Obama kemudian memasukkan Haiti ke daftar negara-negara yang disetujui mendapatkan visa pekerja musiman pada 2012.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement