Kamis 22 Mar 2018 12:28 WIB

Amerika Serikat Siapkan Dana Besar untuk Pengamanan Pemilu

Dana disiapkan untuk mengantisipasi serangan siber saat pemilu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Warga AS memberikan suara dalam pilpres Amerika Serikat di Indianapolis, Selasa (8/11).
Foto: AP/Michael Conroy
Warga AS memberikan suara dalam pilpres Amerika Serikat di Indianapolis, Selasa (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kongres Amerika Serikat (AS), pada Rabu (21/3), mengumumkan akan menyiapkan dana sebesar 380 juta dolar AS untuk pengamanan proses pemilu. Dana tersebut khusus disediakan guna mengantisipasi serangan siber ketika pemilu diselenggarakan.

Dana tersebut nantinya diberikan ke negara-negara bagian dengan hibah untuk membantu mereka membeli mesin pemungutan suara yang lebih aman, melakukan audit pascapemilihan, dan meningkatkan pelatihan keamanan siber pemilu.

Dalam rancangan pengeluaran anggaran, sekitar 307 dolar AS akan diperuntukkan bagi FBI atas permintaan pemerintahan Donald Trump. Menurut para ahli, dana tersebut akan digunakan untuk upaya kontra-intelijen guna melindungi AS dari serangan siber, khususnya dari Rusia.

Kendati demikian, belum diinformasikan perihal kapan dana tersebut akan tersedia. Dana itu disebut upaya konkret pertama Kongres AS dalam mengamankan jalannya pemilu.

Senator Republik Richard Burr mengatakan kebutuhan untuk mengamankan pemilu di AS memang mendesak. Namun ia menilai, langkah yang diambil Kongres cukup telat. Hal itu mengingat telah terungkapnya skandal dugaan peretasan yang dilakukan Rusia pada Pilpres AS 2016 lalu.

Tahun lalu Departemen Keamanan Dalam Negeri mengungkapkan, 21 dari 50 negara bagian telah mengalami penyelidikan awal terkait peretasan yang dilakukan Rusia terhadap sistem pemungutan suara mereka. Kendati demikian, Departemen Keamanan Dalam Negeri mengklaim, bukti perihal adanya suara yang benar-benar diubah nihil.

Pejabat komisi pemilihan AS telah berulang kali menyatakan lebih banyaknya pendanaan federal akan membantu mereka dalam melindungi sistem dari peretas. Bahkan sebelum Kongres mengumumkan akan menggelontorkan dana khusus untuk pengamanan pemilu, hampir semua negara bagian telah melakukan beberapa upaya seperti membeli peralatan yang lebih aman, memperluas penggunaan kertas suara, dan meningkatkan pelatihan siber.

Kemenangan Donald Trump pada Pilpres AS 2016 masih menyisakan proses penyidikan. Hal itu karena kemenangan tersebut diduga tercapai berkat andil dan campur tangan Rusia. Trump telah berulang kali membantah adanya peranan Rusia terkait kemenangannya dalam pilpres.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement