Sabtu 21 Apr 2018 02:29 WIB

Murid di AS Tuntut Aturan Penggunaan Senjata Api Diperketat

Ribuan murid melakukan protes terkait peringatan 19 tahun pembantaian SMA Columbine.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Penembakan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, LITTLETON -- Ribuan siswa kembali keluar dari kelas mereka dan melakukan protes terkait peringatan 19 tahun pembantaian SMA Columbine, Jumat (20/4). Para siswa menginginkan pemerintah memperketat peraturan penggunaan senjata api.]

Siswa-siswi yang berasal lebih dari 2.600 sekolah dan institusi berencana keluar dari kelas mereka sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Aksi ini merupakan kali kedua setelah pada 14 Februari lalu salah satu sekolah di Parkland mengalami peristiwa penembakan serupa.

Kebanyakan pengunjuk rasa menggunakan pakaian berwarna oranye. Warna tersebut melambangkan gerakan antikekerasan dengan senjata api. "Anak-anak negara ini marah. Kami meminta lebih dari ucapan 'doa dan dukungan'," kata salah satu korban selamat dari penembakan Parkland, Amy Luo pada 400 siswa-siswi yang melakukan aksi protes.

Sementara itu, di luar Gedung Putih para pengunjuk rasa duduk dengan tenang. Mereka tenang sambil mendengarkan nama-nama korban kekerasan senjata api yang dibacakan dengan keras.

"Saya berusaha mendapatkan pendidikan, namun saya masih memiliki rasa takut bahwa seseorang tiba-tiba datang membawa pistol. Peristiwa Columbine sudah terjadi 20 tahun yang lalu namun kita masih mengalaminya sekarang," kata salah satu pengunjuk rasa, Ayanna Rhodes.

Pada 1999 lalu, dua orang membawa senjata mendatangi SMA Columbine, Colorado. Keduanya membunuh 12 siswa-siswi dan seorang guru sebelum kemudian membunuh dirinya sendiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement