Sabtu 21 Apr 2018 11:31 WIB

Pelajar AS Kembali Gelar Demonstrasi Terkait Senjata Api

Ribuan pelajar AS berdemonstrasi mengenakan seragam warna oranye.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Ratusan ribu demontran memadati Pennyslvania Avenue, Washington, Sabtu (24/3). Mereka menuntut kontrol senjata lebih ketat di Amerika Serikat.
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Ratusan ribu demontran memadati Pennyslvania Avenue, Washington, Sabtu (24/3). Mereka menuntut kontrol senjata lebih ketat di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, LITTLETON -- Para pelajar di Amerika Serikat (AS) kembali melakukan demonstrasi terkait penolakan terhadap senjata api. Mereka menuntut pemerintah segera mengetatkan penjualan kepada masyarakat untuk memiliki senjata mematikan tersebut.

Seperti diwartakan Reuters, Sabtu (21/4) aksi kali ini dilakukan ribuan pelajar disaat ujian tengah semester tengah dilakukan. Mereka memberikan tekanan kepada para politisi untuk segara merumuskan dan mengesahkan regulasi yang mengatur pengetatan peredaran senjata api.

Meski tidak sebesar aksi yang sempat dilakukan sebelumnya, demonstrasi kali ini diikuti oleh sekitar 2600 sekolah dan institusi di seantero AS. Kendati di bebepara daerah, aksi massa ini mendapat tentangan dari administrasi sekolah.

"Aksi kali ini adalah tentang menjadi proaktif dan diberdayakan serta benar-benar menyalurkan semua energi dan kemarahan yang kita miliki sebagai kaum muda ke dalam beberapa perubahan produktif," kata salah satu panitia aksi, Lane Murdock dari Connecticut.

Ini menjadi aksi massa kedua yang dilakukan para pelajar sejak penembakan massal di Marjory Stoneman Douglas High School, Florida. Dalam aksi kali ini, mereka membentangkan spnaduk yang bertuliskan 'Saya seharusnya khawatir soal prestasi bukan senjata'.

Dalam demonstrasi kali ini peserta aksi juga mengenakan pakaian serba oranye. Warna ini dipilih untuk merepresentasikan aksi guna menentang kekerasan yang berkaitan dengan senjata api. Massa juga meluangkan waktu untuk diam selama 13 detik sebagai penanda penghormatan kepada 13 korban terbunuh dalam insiden penembakan di Columbine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement