Jumat 27 Apr 2018 23:46 WIB

Facebook Janji Ungkap Kasus Kebocoran Data yang Lain

Masih ada kemungkinan data bocor selain kasus Cambridge Analytica.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andri Saubani
Jutaan data dari akun Facebook digunakan oleh Cambridge Analytica
Foto: Reuters/Dado Ruvic
Jutaan data dari akun Facebook digunakan oleh Cambridge Analytica

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Facebook menyatakan masih ada kemungkinan jutaan data yang bocor melalui kanal mereka. Facebook juga menyadari dampak yang akan mereka hadapi dengan audit dan keterbukaan yang mereka lakukan.

Beberapa tahun lalu, 270 ribu orang mengikuti kuis personal melalui aplikasi di Facebook. Peserta kuis diminta merekomendasikan permainan itu kepada teman-temannya.

Kuis ini berhasil menjaring 87 juta orang yang datanya kemudian dilempar ke konsultan politik Donald Trump semasa kampanye Pilpres AS 2016, Cambridge Analytica. Setelah hal itu terbuka ke publik, Facebook berjanji akan mengaudit semua aplikasi yang ada di kanal mereka.

''Kami harap bisa segera menemukan dan mengumumkan penyalahgunaan lain data oleh pihak ke tiga,'' ungkap Facebook dalam keterbukaan informasi yang mereka sampaikan ke Komisi Sekuritas dan Pasar Modal AS (SEC), demikian dilansir Reuters pada Jumat (27/4).

Dalam pernyataan keterbukaan itu, Facebook mengakui, temuan itu bisa memengaruhi kepercayaan dan ikatan pengguna dengan Facebook. Juga merusak reputasi dan citra serta menghambat bisnis dan kinerja keuangan perusahaan. Hal itu juga akan membuat Facebook makin terpapar pada risiko regulasi dan sanksi.

Semua perusahaan publik yang masuk zona berisiko terhadap regulasi menyatakan hal serupa dari waktu ke waktu. Unit manajemen risiko Facebook sendiri terus memperbarui informasi audit yang mereka lakukan, termasuk bagaimana pihak ke tiga menggunakan layanan mereka dan memangkas beberapa akses terhadap data. Kebijakan baru yang sedang Facebook terapkan akan menjadi momen yang menguji hubungan mereka dengan pihak ke tiga.

Informasi keterbukaan itu muncul sehari setelah Facebook mengumumkan kinerja mereka yang melampui prediksi para analis. Kinerja Facebook sejauh ini menunjukkan pendapatan dari iklan yang masih baik dan mendorong naiknya harga saham perusahaan yang didirkan Mark Zuckerberg itu.

Facebook menghadapi kritik pedas setelah setelah kedapatan mengetahui Cambridge Analytica mengumpulkan data jutaan pengguna layanan media sosial tersebut. Cambridge Analytica mengaku membeli data tersebut dari penyedia aplikasi This Is Your Digital Life tanpa tahu bahwa data tersebut didapat secara ilegal. Cambridge Analytica lalu menghapus semua data begitu tahu terjadi pelanggaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement