Selasa 17 Jul 2018 17:22 WIB

Pertemuan Putin dan Trump Cairkan Tensi Perang Dingin

Putin ajak AS bersama-sama memerangi tantangan dunia.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).
Foto: ABC News
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Pertemuan tingkat tinggi (KTT) Presiden Amerika Serikat (AS) dan Presiden Rusia mulai mencairkan tensi tinggi yang terjadi di antara kedua negara, bahkan sejak era perang dingin. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan mengajak pemerintah AS untuk meningkatkan harmonisasi kedua negara adidaya itu.

"Persaingan (AS-Rusia) tidak memiliki tujuan. Perang dingin merupakan hal sudah berlalu dan situasi dunia saat ini berubah drastis," kata Putin seperti diwartakan Aljazirah, Selasa (17/7).

Putin mengajak AS untuk bersama-sama memerangi tantangan dunia yang ada seperti terorisme, kejahatan internasional, ekonomi, hingga lingkungan. Apalagi dalam isu kontra teroris dan keamanan siber, Putin mengaku keduanya telah memiliki sikap serupa.

Putin mengatakan, AS dan Rusia bisa berkolaborasi untuk menciptakan perdamaian dan rekonsiliasi di Suriah. Hal tersebut, dia mengatakan, akan menyelamatkan ratusan bahkan ribuan nyawa warga tak berdosa. Terkait hal tersebut, keduanya juga sepakat untuk melindungi perbatasan Israel dengan Suriah sesuai dengan Perjanjian 1974 tentang perselisihan kedua negara.

"Sebagai negara nuklir terbesar. kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan internasional," kata Vladimir Putin.

Vladimir Putin dan Donald Trump bertemu di Ibu Kota Finlandia, Helsinki. Keduanya mengawali diskusi dengan pertemuan empat mata sekitar dua jam. Mereka mengaku membahas semua hal mulai dari perdagangan, militer, rudal, Cina, hingga dugaan interfensi pemilihan Presiden AS pada 2016 lalu.

Secara keseluruhan, Putin mengaku puas dengan hasil pertemuan tersebut. Namun, dia mengaku, masih ada tantangan kedepan terkait hubungan bilateral kedua negara.

"Kami memang tidak bisa membersihkan semua hambatan tapi saya rasa kami membuat langkah awal ke arah yang penting," kata Putin.

Presiden Donald Trump menyalahkan pemerintahan sebelumnya atas buruknya hubungan AS dengan Rusia. Dalam konferensi pers bersama dengan Putin, Trump mengaku bangga dengan dialog secara langsung, terbuka, dan sangat produktif.

Dia mengatakan, produktivitas dari dialog yang mereka lakukan tidak hanya memberikan dampak positif bagi AS dan Rusia tapi juga dunia. "Hubungan kami tidak pernah seburuk ini, bagaimanapun perubahan akan terjadi...menolak untuk terlibat tidak akan mencapai apa pun," kata Trump.

Baca: Trump dan Putin Kompak Bantah Intervensi Rusia di Pilpres AS

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement