Kamis 19 Jul 2018 05:00 WIB

300 Buku Mahal Dicuri dari Sekolah di AS

Total buku yang dicuri bernilai lebih dari 56.500 dolar AS.

Sejumlah anak membaca buku. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak membaca buku. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hampir 300 buku pelajaran, yang masing-masing bernilai lebih dari 200 dolar AS, telah dicuri dari satu sekolah di Negara Bagian Ohio, AS, sejak Maret. Pencuri menggondol sebanyak 277 buku pelajaran dari University of Dayton School of Law, yang bernilai lebih dari 56.500 dolar AS.

Menurut rekaman televisi, empat tersangka mencuri 106 buku pada 12 Juni, dan dua lelaki membawa pergi 99 buku baru pelajaran hukum di perguruan tersebut dengan nilai 20.900 dolar pada 30 Juni. Polisi lokal bisa mengidentifikasi satu tersangka sebagai Christopher Begley, yang berusia 29 tahun. Polisi meminta masyarakat memberi keterangan mengenai identitas tiga tersangka lagi.

Sebagian buku yang dicuri telah ditemukan kembali dari satu kios buku bekas setempat. Walaupun sangat jarang terjadi, kasus itu menggaris-bawahi biaya buku pelajaran yang kian menjadi beban buat pelajar dan mahasiswa AS, terutama yang belajar di lembaga pendidikan tinggi.

Menurut Perhimpunan Toko Perguruan Tinggi Nasional, rata-rata satu buku pelajaran baru berharga 58 dolar AS pada 2011-2012 dan 80 dolar pada 2015-2016. Satu studi yang dilakukan pada 2013 oleh Government Accountability Office, badan pengamat non-partisan pemerintah, mendapati dalam satu dasawarsa antara 2002 dan 2012, harga buku pelajaran meroket 82 persen, hampir tiga kali lipat inflasi harga konsumen selama priode yang sama.

Bahkan satu grafik yang lebih membuat kecil hati dari kelompok pemikir American Enterprise Institute memperlihatkan harga buku pelajaran perguruan tinggi melonjak sebesar 812 persen dari 1978 sampai 2012, jauh melampaui biaya pertumbuhan medis dan rumah, dan inflasi. Para ahli percaya bahwa penerbit buku pelajaran mempertahankan harga buku pada tingkat tinggi dengan sering mengeluarkan edisi baru, untuk mencegah pelajar dan mahasiswa menggunakan buku bekas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement