Sabtu 21 Jul 2018 09:55 WIB

AS Dorong PBB Beri Sanksi pada Korut

Dunia diminta untuk tidak melonggarkan sanksi pada Pyongyang.

Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amerika Serikat (AS) mendesak pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk memenuhi janjinya menghapus senjata nuklir. AS juga menyatakan bahwa dunia, termasuk Cina dan Rusia, harus tetap memberlakukan sanksi pada Pyongyang.

Usai bertemu dengan sejumlah utusan Dewan Keamanan PBB di New York, Jumat (20/7), Menteri Luar Negeri AS dan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley meminta dunia untuk tidak melonggarkan sanksi pada Pyongyang.

Pernyataan itu disampaikan setelah Rusia dan Cina mendorong Dewan Keamanan untuk segera merundingkan peringanan sanksi.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan Jong-un bertemu untuk pertama kali di Singapura pada bulan lalu. Pertemuan ini dilanjutkan dengan pertemuan antara Pompeo dengan Jong-un.

Pada Jumat, Pompeo menegaskan kembali bahwa pihaknya telah mencapai sejumlah kemajuan soal denuklirisasi Semenanjung Korea. "Kim telah berjanji bahwa dia akan mengupayakan denukirisasi. Korea Utara telah mengerti apa artinya. Kami harus menyaksikan Kim untuk menepati janjinya kepada dunia," kata Pompeo.

Pompeo juga mendesak Pyongyang untuk segera menghentikan pelanggaran sanksi. Sementara itu Haley menyatakan bahwa cara terbaik untuk mempercepat perundingan Amerika Serikat dan Korea Utara adalah dengan memberlakukan sanksi, bukan dengan melonggarkannya. "Kami tidak bisa melonggarkan sanksi sampai kami melihat Korea Utara memenuhi janjinya soal denuklirisasi," kata Haley kepada wartawan.

Pada pekan lalu, AS memprotes komite sanksi Dewan Keamanan PBB bahwa, sampai 30 Mei, ada 89 pemindahan sejumlah produk minyak dari kapal ke kapal oleh Pyongyang pada tahun ini. Tindakan tersebut melanggar sanksi PBB.

AS meminta komite sanksi menghentikan ekspor produk minyak jadi pada Korea Utara. Namun Rusia dan Cina menahan permintaan tersebut pada Kamis dan meminta Washington untuk mengungkap lebih banyak bukti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement