Rabu 05 Sep 2018 15:15 WIB

Gedung Putih Bantah Kabar Trump Ingin Bunuh Assad

Jurnalis kondang Bob Woodward menerbitkan buku tentang Donald Trump.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut berencana membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 2017. Perintah pembunuhan itu disampaikan Trump kepada Menteri Pertahanan AS James Mattis. Akan tetapi, Gedung Putih membantah kabar tersebut.

Kisah itu diungkap Bob Woodward dalam bukunya yang berjudul “Fear: Trump in the White House” yang diterbitkan Washington Post. Woodward sendiri merupakan jurnalis yang cukup terkenal berkat keberhasilannya mengungkap skandal Watergate pada tahun 1970-an yang menyeret presiden AS kala itu, Richard Nixon.

Dalam buku yang rencananya dirilis pada 11 September mendatang, Woodward menukil percakapan antara Trump dan Mattis. Gambaran percakapan itu ia dapatkan dari sumber-sumber di lingkungan internal Gedung Purih. Namun, Woodward memang tak mengungkap bagaimana dia mendapatkan informasinya.

Berdasarkan pemaparan yang tertera di buku tersebut, tahun lalu, Trump memerintahkan Mattis untuk membunuh Assad. Perintah itu dikeluarkan setelah Suriah dituduh melancarkan serangan senjata kimia yang mengorbankan warga sipil pada April 2017.

Mattis pun mengatakan kepada Trump bahwa dia akan melaksanakan perintah tersebut. Namun Mattis mengembangkan rencana serangan udara terbatas yang hasilnya tidak mengancam Assad sama sekali. Dalam buku itu ditulis, Mattis sempat mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa Trump bertindak seperti anak kelas lima atau enam sekolah dasar.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/9), Mattis menepis informasi diungkap buku Woodward. Ia mengatakan, kata-kata ejekan dan penghinaan terhadap Trump yang dilontarkannya dalam buku itu tak pernah terucap langsung dari mulutnya.

Trump turut menyangkal keterangan yang ditulis Woodward dalam bukunya. “Itu hanyalah sebuah buku yang buruk,” ujarnya kepada Daily Caller.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan buku Woodward adalah sebuah kebohongan. “Buku itu tidak lebih dari kisah-kisah palsu, banyak oleh mantan karyawan yang tidak puas, yang diperintahkan untuk membuat presiden (Trump) terlihat buruk,” ucapnya.

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengaku meragukan informasi tentang Trump yang memerintahkan Mattis membunuh Assad. “Saya senang bisa mengetahui rahasia percakapan itu dan saya belum pernah mendengar presiden berbicara tentang pembunuhan Assad,” katanya.

Selain tentang Assad, dalam buku itu, Woodward pun mengungkap kejadian-kejadian lain terkait Trump dan para menterinya. Misalnya, Kepala Staf Gedung Putih John Kelly yang menyebut Trump “idiot”. “Kami berada di Crazytown. Ini adalah pekerjaan terburuk yang pernah saya alami,” kata Kelly dalam buku Woodward. Namun Kelly telah membantah kebenaran informasi tersebut.

Menurut Woodward, Trump telah menjadi pemimpin yang paranoid dan cemas. Hal itu terutama disebabkan atas penyelidikan federal yang berupaya menyingkap keterlibatan tim kampanyenya dengan Rusia pada masa Pilpres 2016. “Itu mendorong para menterinya untuk membandingkan Trump dengan mantan presiden Richard Nixon selama skandal Watergate,” ujar Woodward.

Baca: Ditekan Sanksi AS, Rouhani: Iran akan Tetap Ekspor Minyak

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement