Rabu 10 Oct 2018 14:39 WIB

Israel Ucapkan Terima Kasih kepada Nikki Haley

Selama jadi duta besar AS untuk PBB, Haley berulang kali membela Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Mantan duta besar AS untuk PBB Nikki Haley.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Mantan duta besar AS untuk PBB Nikki Haley.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada mantan duta besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley. Haley diketahui telah mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa (9/10).

Netanyahu menilai, selama menjabat posisi duta besar, Haley telah berjuang melawan kemunafikan PBB. “Saya berterima kasih kepada duta besar Nikki Haley atas perjuangannya yang tanpa kompromi melawan kemunafikan PBB, dan atas nama kebenaran serta keadilan negara kita,” kata Netanyahu melalui akun Twitter resminya, dikutip laman Al Araby.

Netayahu berharap, karier Haley tetap cemerlang setelah melepaskan jabatannya sebagai duta besar AS untuk PBB. Ucapan terima kasih untuk juga disampaikan Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon. “Terima kasih, Nikki Haley! Terima kasih karena berdiri dengan kebenaran tanpa rasa takut,” ujar Danon.

Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett mengutarakan hal serupa kepada Haley. “Atas nama rakyat Israel: Terima kasih atas apa yang telah Anda lakukan untuk Israel. Kami tidak akan lupa,” ujar Bennett.

Selama menjabat sebagai duta besar AS untuk PBB, Haley telah berulang kali membela Israel dari hujanan kritik. Ia secara tegas memprotes PBB karena dianggap bias dan berlaku tidak adil terhadap Israel.

Tahun lalu Haley memveto rancangan resolusi yang menolak keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem. Padahal 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB telah menyetujui resolusi tersebut.

Kemudian pada Agustus lalu, Haley mengkritik tajam Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Ia mengklaim UNRWA telah melebih-lebih total jumlah pengungsi Palestina yang kini tersebar di beberapa negara. Berdasarkan data UNRWA, jumlah pengungsi Palestina kini mencapai 5 juta orang.

Belakangan AS memutuskan menghentikan pendanaan atau kontribusinya terhadap UNRWA. Hal itu tak pelak menyebabkan UNRWA mengalami krisis pendanaan. Sebab AS merupakan penyandang dana terbesar untuk lembaga tersebut dengan rata-rata kontribusi mencapai 300 juta dolar AS per tahun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement