Selasa 23 Oct 2018 16:47 WIB

Trump tak Puas dengan Penjelasan Arab Saudi Soal Khashoggi

Direktur CIA turut menginvestigasi kasus pembunuhan Khashoggi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia masih belum puas dengan penjelasan Arab Saudi tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Turki. Tapi di satu sisi, Trump juga tidak mau kehilangan investasi Arab Saudi di AS.

"Saya tidak puas dengan apa yang saya dengar, saya tidak ingin kehilangan semua investasi yang telah dibuat di negara kami," kata Trump, Selasa (23/10).

Pada Ahad (21/10) lalu, Trump sudah berbicara dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, kepala pemerintahan Arab Saudi. Trump mengatakan dia sudah membentuk sebuah tim untuk bekerja sama dengan Arab Saudi dan Turki untuk menginvestigasi kasus tersebut.

Trump menambahkan kemungkinan tim tersebut akan segera kembali. Direktur CIA Gina Haspel sudah berkunjung ke Turki pada Senin (22/10) untuk melakukan investigasi.

Trump mengatakan mengungkapkan keengganannya untuk memberikan sanksi ekonomi kepada Arab Saudi. Negara Teluk itu sudah lama menjadi konsumen senjata AS. Mereka membeli senjata miliar dolar AS dan menjadi investor perusahaan-perusahaan AS.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bertemu dengan Pangeran Mohammed bin Salman di Riyadh. Mereka membicarakan kerja sama strategis AS-Arab Saudi. Di media sosial Twitter juru bicara Mnuchin menulis keduanya juga membahas investigasi kasus Khashoggi dan sanksi ekonomi Iran serta isu ekonomi Arab Saudi.

Mnuchin membatalkan kehadirannya di konferensi bisnis di Arab Saudi, seperti lusinan pembicara lainnya ia menarik diri dari konferensi tersebut. Ratusan bankir dan pemimpin perusahaan besar diperkirakan masih menghadiri konferensi yang berjudul Future Investment Initiative. Konferensi itu untuk mempromosikan jenis investasi selain minyak di Arab Saudi.

Setelah kasus pembunuhan Khashoggi terungkap ke permukaan, lusinan pemimpin bisnis dunia menyatakan tidak akan menghadiri dan mengundurkan diri sebagai pembicara dalam konferensi tersebut. Tahun lalu konferensi itu menarik pemimpin bisnis di seluruh dunia.

Penulis kolom the Washington Post, Khashoggi dinyatakan hilang di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. Ia datang untuk mendapatkan dokumen yang akan ia gunakan untuk menikahi tunangannya Hetice Cengiz.

Sebelumnya Arab Saudi membantah mengetahui di mana keberadaan Khashoggi. Tapi akhirnya mereka mengaku jurnalis senior tersebut tewas saat berkelahi di konsulat. Penjelasan yang tidak diterima beberapa pemimpin negara barat.

Saat kecaman dunia terhadap pembunuhan semakin keras, Trump melontarkan pernyataan tentang betapa pentingnya Arab Saudi bagi perekonomian AS. Ia kerap kali berusaha membela Arab Saudi di kasus tersebut. Ia berulang kali mengungkapkan pentingnya Arab Saudi sebagai sekutu dan betapa hebatnya Pangeran Mohammed bin Salman sebagai pemimpin.

Bagi para sekutu Arab Saudi yang menjadi pertanyaannya adalah apakah mereka percaya Pangeran Mohammed bin Salman tidak bersalah dalam kasus ini. Raja Salman yang sudah berusia 83 tahun menyerahkan pemerintahan kepada pangeran berusia 33 tahun tersebut.

Menantu sekaligus penasihat senior Trump, yakni Jared Kushner mengatakan ia sudah meminta Mohammed bin Salman untuk transparan dalam kasus tersebut. Kepada stasiun televisi, CNN Kushner mengatakan ia berkata kepada Mohammed bin Salman seluruh dunia menantikan perkembangan kasus tersebut.

Kushner memiliki hubungan dekat dengan Mohammed bin Salman. Ia meminta pemerintahan Trump untuk bertindak hati-hati agar tidak mengganggu kerja sama antara kedua negara.

Beberapa negara Jerman, Inggris, Prancis, dan Turki sudah menekan Arab Saudi untuk menunjukan semua fakta. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pemerintahannya sudah menghentikan ekspor senjata ke Kerajaan Arab Saudi.  

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan Khashoggi tewas karena kesalahan operasi intelijen. Namun penjelasannya bertolak belakang dengan pernyataan Kerajaan Arab Saudi sebelumnya.

Jubeir mengatakan Kerajaan Saudi tidak tahu bagaimana Khashoggi meninggal. Pernyataan itu bertentangan dengan pernyataan Kerajaan sebelumnya yang menyatakan Khashoggi meninggal setelah baku hantam dengan orang-orang yang ia temui di dalam konsulat.

Pernyataan itu juga bertentangan dengan pengakuan dua pejabat Arab Saudi yang mengatakan Khashoggi tewas karena cekikan. Seorang pejabat Saudi mengatakan salah seorang staf mengenakan pakaian Khashoggi untuk membuatnya seolah-olah dia meninggalkan konsulat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement