Sabtu 10 Nov 2018 17:46 WIB

Trump Kecam Macron

Macron usul Eropa membentuk pasukan gabungan untuk menghadapi ancaman keamanan AS.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Donald Trump dan Emmanuel Macron bertemu di Gedung Putih, Selasa (24/4).
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Donald Trump dan Emmanuel Macron bertemu di Gedung Putih, Selasa (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron. Hal itu terjadi setelah Macron mengusulkan Eropa membentuk pasukan gabungan untuk menghadapi dan menangani ancaman keamanan dari AS.

"Presiden Macron dari Prancis baru saja menyarankan agar Eropa membangun militernya sendiri untuk melindungi diri dari AS, Cina, dan Rusia. Sangat menghina, tapi mungkin Eropa pertama-tama harus membayar bagian yang adil dari NATO dimana AS sangat mensubsidi!," kata Trump pada Jumat (9/11) malam, dikutip laman BBC.

Pada peringatan berakhirnya Perang Dunia I yang dihadiri berbagai pemimpin dunia, Macron memperingatkan Eropa tidak dapat lagi bergantung pada AS untuk mempertahankan dan membela diri. "Kita harus melindungi diri kita dengan menghormati Cina, Rusia, dan bahkan AS," ucapnya.

Ia pun kembali mengungkit tentang mematikannya Perang Dunia I. "Siapa korban utama? Eropa dan keamanannya. Saya ingin membangun dialog keamanan nyata dengan Rusia, yang merupakan negara yang saya hormati, tapi kita harus memiliki Eropa yang dapat mempertahankan dirinya sendiri tanpa bergantung hanya pada AS," ujar Macron.

Pada Sabtu (10/11) sore, Macron akan bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Compiegne di Prancis utara. Tempat itu menjadi saksi ketika Sekutu dan Jerman menandatangani kesepakatan gencatan senjata pada Perang Dunia I.

Sementara Trump diperkirakan akan mengunjungi dua pemakaman Amerika selama akhir pekan. Kunjungan dilakukan menjelang peringatan muram di Tomb of the Unknown Soldier, sebuah monumen untuk Prancis yang jatuh di bawah Arc de Triomphe di Paris.

"Apakah ada yang lebih baik untuk dirayakan daripada akhir perang, khususnya yang ini (Perang Dunia I), yang merupakan salah satu yang paling berdarah dan terburuk sepanjang masa?" kata Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement