Senin 19 Nov 2018 07:31 WIB

Donald Trump akan Rilis Laporan Menguak Pembunuh Khashoggi

Trump akan merilis laporan lengkap mengenai kematian Jamal Khashoggi.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan, pemerintahannya akan merilis laporan lengkap soal kematian wartawan Saudi, Jamal Khashoggi. Laporan itu akan mencakup informasi tentang siapa yang melakukan pembunuhan itu.

"Kami akan memiliki laporan yang sangat lengkap selama dua hari ke depan, mungkin Senin atau Selasa," katanya.

Khashoggi dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Saat itu, ia ingin mengurus dokumen pernikahannya. Tetapi, keberadaan jasad Khashoggi masih belum diketahui.

CIA telah menyimpulkan bahwa Pangeran Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman, memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Pejabat AS mengatakan, peran MBS dalam kasus itu harus diperjelas.

Arab Saudi telah berulang kali mengubah pernyataannya terkait pembunuhan itu. Awalnya, Saudi membantah mengetahui keberadaan Khashoggi. Tapi, akhirnya pihak kerajaan mengakui bahwa Khashoggi adalah korban pembunuhan berencana.

Pekan lalu, seorang jaksa Saudi mengumumkan bahwa Riyadh menuntut hukuman mati untuk lima orang tersangka. Shaalan al-Shaalan, wakil jaksa penuntut umum kerajaan, mengatakan pada konferensi pers di Riyadh bahwa regu beranggota 15 orang dibentuk untuk membawa Khashoggi ke Arab Saudi dari Istanbul. Namun, lima orang dari kelompok itu memerintahkan pembunuhan dan mutilasi karena gagal mengajak Khashoggi kembali ke Saudi. Dia menambahkan bahwa MBS tidak terlibat dalam pembunuhan yang mengerikan itu.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, pemerintah masih bekerja untuk menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas kematian Khashoggi, kolumnis Washington Post yang berbasis di AS.

"Laporan terbaru menunjukkan bahwa pemerintah AS telah membuat kesimpulan akhir tidak akurat. Masih ada banyak pertanyaan yang tak terjawab sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Heather Nauert dalam sebuah pernyataan.

Nauert menambahkan pemerintah AS telah mengambil tindakan tegas terhadap individu yang bertanggung jawab, termasuk tindakan visa dan sanksi. Nauert mengatakan, pihak Kemenlu akan terus berupaya menemukan fakta dan bekerja sama dengan negara lain untuk menahan mereka yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Tapi, AS juga akan tetap mempertahankan hubungan strategisnya dengan Arab Saudi.

Pejabat intelijen telah memberikan informasi kepada Trump tentang kematian Khashoggi. Trump kembali mendapatkan seruan melalui telepon pada Sabtu dari Direktur CIA Gina Haspel dan Menlu Mike Pompeo saat ia terbang ke Kalifornia.

Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders tidak memberikan rincian tentang seruan itu. Tetapi, ia mengatakan, presiden meyakini temuan CIA.

Sebelum melakukan kunjungan ke Kalifornia, Trump mengatakan bahwa Arab Saudi adalah sekutu penting dalam pembangunan ekonomi AS. "Saya harus mempertimbangkan banyak hal ketika memutuskan tindakan apa yang akan diambil terhadap kerajaan," katanya.

Walaupun sempat mengecam pembunuhan itu, Trump menolak untuk membatalkan penjualan senjata ke kerajaan dan tidak akan memusuhi penguasa Saudi. Trump menganggap Saudi sebagai sekutu vital dalam agenda Timur Tengahnya.

Anggota Kongres AS mendesak Trump untuk bersikap lebih keras terhadap kasus pembunuhan itu. Pemerintah, pekan lalu, memberlakukan sanksi ekonomi terhadap 17 pejabat Saudi atas dugaan peran mereka dalam pembunuhan itu.

Sanksi dikenakan berdasarkan Undang-Undang Magnitsky yang menargetkan para pelaku pelanggaran hak asasi manusia  serius. Hal itu merupakan tindakan langka AS dalam melawan Riyadh.

Anggota parlemen AS juga telah meminta pemerintah untuk membatasi penjualan senjata ke Arab Saudi atau mengambil tindakan hukuman lainnya yang lebih keras.

Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kepada wartawan pada Sabtu bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi adalah tindakan yang kejam.

"Itu juga merupakan penghinaan terhadap pers yang bebas dan independen dan Amerika Serikat bertekad untuk menahan semua pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement