Rabu 21 Nov 2018 01:13 WIB

Ivanka Trump Gunakan Email Pribadi untuk Urusan Gedung Putih

Presidential Records Act mengharuskan semua komunikasi Gedung Putih disimpan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ivanka Trump
Foto: EPA
Ivanka Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump, dilaporkan telah menggunakan e-mail pribadi untuk melakukan urusan resmi Gedung Putih pada 2017. The Washington Post melaporkan pada Senin (19/11), Gedung Putih sedang melakukan penyelidikan atas penggunaan e-mail Ivanka.

Menurut e-mail yang dirilis oleh kelompok pengawas, American Oversight, Ivanka menggunakan e-mail pribadinya untuk mengirim e-mail kepada pejabat Kabinet, serta pembantu dan asisten Gedung Putih. Presidential Records Act mengharuskan semua komunikasi dan catatan Gedung Putih secara resmi disimpan.

"Keluarga presiden tidak berada di atas hukum, dan ada pertanyaan serius bahwa Kongres harus segera menyelidiki. Apakah Ivanka Trump menyerahkan semua e-mail-nya untuk penyimpanan seperti yang disyaratkan oleh hukum? Apakah dia mengirim informasi rahasia melalui sistem pribadi?" ujar Austin Evers, direktur eksekutif American Oversight, dalam sebuah pernyataan.

Pejabat Gedung Putih pertama kali menyadari penggunaan e-mail pribadi Ivanka Trump melalui gugatan Oversight Amerika.

"Selama lebih dari dua tahun, Presiden Trump dan para pemimpin senior di Kongres telah mengetahui penggunaan server e-mail pribadi untuk urusan pemerintah adalah pelanggaran serius yang menuntut adanya penyelidikan dan bahkan penuntutan, dan kami mengharapkan standar yang sama akan diterapkan dalam kasus ini," jelasnya.

Gedung Putih tidak berkomentar tentang praktik e-mail pribadi yang dilakukan Ivanka Trump.

Penggunaan akun e-mail pribadi oleh Ivanka telah disandingkan dengan kasus mantan menteri luar negeri Hillary Clinton, yang juga menggunakan e-mail pribadinya, bukan e-mail pemerintah, selama masa jabatannya. Kasus ini menjadi perhatian tim kampanye Presiden Trump untuk menyerang Clinton pada 2016.

Trump sering menuduh Clinton telah menerima perlakuan khusus karena dia tidak didakwa karena melanggar Presidential Records Act.

The Washington Post melaporkan, pengacara Ivanka Trump, Abbe Lowell, mengaku telah meneruskan semua e-mail yang terkait dengan urusan resmi pemerintahan ke akun e-mail pemerintahannya. Lowell mengatakan akan memperbaiki segala pelanggaran catatan hukum.

"Seperti kebanyakan orang, sebelum masuk ke layanan pemerintah, Ivanka menggunakan e-mail pribadi. Ketika dia memasuki pemerintahan, dia diberi e-mail pemerintah untuk penggunaan resmi. Saat bertransisi ke dalam pemerintahan, sampai Gedung Putih memberinya bimbingan yang sama seperti yang mereka lakukan kepada orang lain yang memulai pekerjaan, Ivanka terkadang menggunakan akun pribadinya," kata Peter Mirijanian, juru bicara Lowell dan penasihat Ivanka Trump, dalam sebuah pernyataan.

Beberapa penasihat Presiden Trump khawatir ketika mereka mendengar berita ini, karena kasusnya sama dengan Clinton. Trump menyebut Clinton "Crooked Hillary" karena telah menggunakan akun e-mail pribadi ketika dia menjadi menteri luar negeri.

Mirijanian berusaha menjelaskan perbedaan penggunaan e-mail pribadi antara Ivanka dan Clinton. Ia mengatakan, Ivanka tidak memiliki server yang didirikan di rumah atau di kantornya.

"Untuk mengatasi kesalahan informasi yang dijajakan terkait e-mail pribadi Ivanka, dia tidak membuat server pribadi di rumah atau di kantornya, tidak pernah ada informasi rahasia yang dikirimkan, akun tersebut tidak pernah ditransfer atau disimpan di Trump Organization, tidak ada e-mail yang pernah dihapus, dan pesan-pesan itu disimpan dalam akun resmi sesuai dengan catatan hukum dan peraturan," ungkap Mirijanian.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement