Jumat 14 Dec 2018 12:43 WIB

Bolton Tuding Cina Pakai Suap dan Utang untuk Tawan Afrika

AS akan melawan pengaruh ekonomi dan politik Cina serta Rusia di Afrika.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Peta Benua Afrika.
Foto: Libweb5.princeton.edu/ca
Peta Benua Afrika.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat keamanan nasional AS John Bolton mengatakan, AS akan melawan pengaruh ekonomi dan politik Cina dan Rusia yang berkembang pesat di Afrika. Menurutnya, praktik bisnis kedua negara itu korup dan seperti predator.

Ia menjelaskan, prioritas utama Washington di Afrika adalah mengembangkan hubungan ekonomi dengan kawasan itu, untuk menciptakan peluang bisnis. AS juga akan melindungi kemandirian negara-negara Afrika bersama dengan kepentingan keamanan nasional AS.

"Pesaing hebat, yaitu Cina dan Rusia, dengan cepat memperluas pengaruh keuangan dan politik mereka di seluruh Afrika," kata Bolton, dalam pidatonya di Heritage Foundation, Kamis (13/12).

"Mereka dengan sengaja dan agresif menargetkan investasi di wilayah tersebut untuk meraih keunggulan kompetitif atas Amerika Serikat," tambah dia.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping, pemimpin dua ekonomi terbesar dunia, diketahui tengah berusaha menyelesaikan sengketa perdagangan yang telah mengguncang pasar global.

"Cina menggunakan suap, perjanjian tidak jelas, dan utang agar negara-negara di Afrika tertawan di dalam keinginan dan permintaan Beijing. Usaha investasinya dipenuhi dengan korupsi,” papar Bolton.

Baca juga, Presiden Namibia: Cina tak Sedang Menjajah Afrika.

Di seberang benua, lanjut Bolton, Rusia memajukan hubungan politik dan ekonominya dengan tidak terlalu memperhatikan aturan hukum atau tata pemerintahan yang akuntabel dan transparan.

Bolton menuduh Moskow telah menjual senjata dan energi ke Afrika dengan imbalan suara di PBB. Hal itu menurutnya, telah merusak perdamaian dan keamanan, serta bertentangan dengan kepentingan terbaik rakyat Afrika.

Ia mengatakan, 'praktik memangsa' yang dilakukan oleh Cina dan Rusia telah menghambat pertumbuhan ekonomi di Afrika dan mengancam kemandirian ekonomi bangsa.

Bolton menjelaskan, AS sedang mengembangkan inisiatif “Prosper Africa” untuk mendukung investasi AS di Afrika dan kelas menengah yang sedang tumbuh di wilayah tersebut. Namun dia tidak memberi rincian apapun mengenai inisiatif itu.

Bolton mengatakan, kurangnya kemajuan ekonomi di Afrika telah menciptakan iklim yang kondusif untuk konflik kekerasan dan proliferasi terorisme. Menurutnya, pemerintah AS akan bekerja untuk memastikan bantuan AS digunakan lebih efisien dan efektif, dengan investasi dalam bidang kesehatan, pendidikan, pemerintahan, transparansi fiskal, dan supremasi hukum.

"Kami akan memastikan semua bantuan kepada kawasan itu, baik untuk kebutuhan keamanan, kemanusiaan, atau pembangunan, akan memajukan kepentingan AS," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement