Sabtu 22 Dec 2018 12:00 WIB

Warga Cina Curi Data Rahasia Perusahaan Minyak AS

Pelaku mengunduh ratusan data komputer dan pengembangan pasar produk energi hilir.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nashih Nashrullah
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TUSLA -- Jaksa federal Amerika Serikat (AS) mengatakan seorang warga negara Cina yang bekerja di perusahaan minyak di Oklahoma, AS mencuri data dagang rahasia perusahaan tersebut.

Pada Sabtu (22/12) pihak berwenang AS mengidentifikasi pegawai yang dituduh mencuri rahasia dagang itu bernama Hongjin Tan.  

Namun pihak berwenang AS tidak menyebutkan nama perusahaan yang data rahasianya dicuri. Mereka hanya mengatakan Tan bekerja di fasilitas penelitian di wilayah Tusla.  

Dalam pernyatan tertulis FBI menuduh Tan mencuri rahasia dagang sebuah produk yang tidak diketahui namanya. Tan dapat membuat perusahaan Cina yang menjanjikannya pekerjaan keuntungan sebesar 1,4 sampai 1,8 miliar dolar AS. 

Pihak berwenang mengatakan, Tan mengunduh ratusan data komputer. Termasuk laporan penelitian mengenai penelitian dan pengembangan pasar produk energi hilir.  

Laporan itu tidak hanya berisi bagaimana cara membuat produk yang mana menurut perusahaan di Oklahama, membutuhkan proses teknis yang rumit dan sulit. Tapi juga rencana perusahaan memasarkannya di Cina dan di sistem baterai berbahan dasar lithium yang biasa digunakan telpon genggam.  

"Data-data ini termasuk informasi (yang menurut perusahaan) sebagai rahasia dagang dan di luar pekerjaan Tan," kata pernyataan tertulis FBI. 

Dalam profil LinkedID, Hongjin Tan yang memiliki latar belakang sesuai dengan pernyataan tertulis FBI tersebut adalah seorang ilmuwan di Pusat Penelitian Phillips 66. Sebuah pusat penelitian yang terletak di Bartlesville, sekitar 66 kilometer sebelah utara Tulsa. 

"Perusahaan akan bekerja sama dengan FBI dalam penyelidikan yang sedang berjalan yang melibatkan mantan pegawai di Bartlesville kami," kata juru bicara Phillips 66, Melissa Ory.   

Ory menolak membahas kasus ini lebih lanjut. Catatan pengadilan menunjukan Tan sudah menghadap hakim pada hari Kamis (21/12) lalu dan sampai saat ini masih ditahan. Sidang penahanannya dijadwalkan pekan depan.  

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement