Rabu 06 Feb 2019 13:31 WIB

Presiden Trump Berjanji akan Akhiri Perang di Afghanistan

Trump menegaskan pasukan AS hampir mengalahkan militan ISIS di Suriah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Donald Trump
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, Pemerintah AS telah mempercepat perundingan untuk penyelesaian konflik di Afghanistan. Dalam pidato kenegaraan tahunannya di hadapan Kongres, Trump mengklaim pasukan AS hampir mengalahkan militan ISIS di Suriah.

Trump berjanji akan mengurangi jumlah pasukan AS di Afghanistan. Selain itu, Trump juga memuji keberanian dari pasukan AS setelah 17 tahun berperang di Afghanistan.

"Berkat keberanian mereka, kami sekarang dapat mengejar solusi politik untuk mengakhiri konflik panjang ini. Kita membuat kemajuan dalam negosiasi dan fokus pada penanggulangan terorisme," ujar Trump, dilansir Reuters, Rabu (6/2).

Trump menambahkan, pemerintahannya saat ini sedang melakukan pembicaraan konstruktif dengan sejumlah kelompok di Afghanistan, termasuk Taliban. Menurutnya, pembicaraan tersebut fokus pada tindakan kontra terorisme.

Pasukan pimpinan AS pada 2001 menggulingkan kelompok garis keras Taliban, karena menyembunyikan militan Alqaeda yang bertanggung jawab atas serangan 11 September. Namun, Trump belum memberikan rincian tentang kapan 14 ribu tentara AS akan ditarik dari Afghanistan.

"Kami tidak tahu apakah negosiasi akan mencapai kesepakatan, tetapi kami optimistis bahwa setelah dua dekade perang, sekarang waktunya telah tiba untuk perdamaian," kata Trump.

Dalam pidatonya Trump juga mengatakan, ISIS telah menguasai lebih dari 20 ribu mil persegi wilayah Irak dan Suriah. Dia mengklaim, AS telah membebaskan sebagian besar wilayah yang diduduki oleh ISIS.

"Hari ini, kita telah membebaskan hampir semua wilayah itu dari cengkraman monster yang haus darah ini," ujar Trump.

Sementara itu, Perwakilan Partai Demokrat yang sekaligus Ketua Komite Urusan Luar Negeri House of Representative Eliot Engel mengatakan, rencana Trump untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan tidak dipikirkan dengan baik dan matang. Keputusan tersebut dapat membahayakan sekutu AS seperti Kurdi dan Israel.

"Kami bisa saja kembali ke sana dengan kondisi yang lebih membahayakan bagi pasukan kami," ujar Engel.

Sebelumnya, Kepala Komando Militer Joseph Votel telah memperingatkan bahwa ISIS masih akan menimbulkan ancaman yang berkelanjutan di masa mendatang. Sementara, pada Desember 2018, seorang pejabat AS mengatakan, rencana Trump menarik pasukan AS dari Afghanistan dapat memicu kekhawatiran bagi negara sekutu, terutama ancaman dari ISIS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement