Rabu 13 Feb 2019 17:17 WIB

Rusia Minta AS tak Campuri Urusan Internal Venezuela

Dukungan Rusia ke Pemerintah Venezuela adalah untuk menghormati hukum internasional.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (13/2).
Foto: Rizky Jaramaya.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva meminta agar Amerika Serikat (AS) dan dunia internasional tidak memperkeruh situasi di Venezuela. Menurutnya, dukungan Rusia kepada Venezuela yakni karena menghormati hukum internasional.

"Kami bukan mendukung Nicolas Maduro secara pribadi, tetapi kami membantu memperjuangkan hak-hak warga Venezuela," ujar Vorobieva dalam konferensi pers di kediamannya, Rabu (13/2).

Vorobieva menegaskan, Rusia mendukung pilihan rakyat Venezuela. Adapun, secara hukum, Nicolas Maduro merupakan presiden terpilih.

Selain itu, Vorobieva mengimbau kepada negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar menahan diri dan tidak mengeluarkan aksi provokasi terhadap situasi politik di Venezuela.

Baca juga,  Erdogan Bela Maduro, Trump Dukung Oposisi Venezuela.

Dia juga menambahkan, seluruh negara harus menaati hukum internasional serta menaati Konvensi Wina serta UN Charter dalam menanggapi konflik negara lain.

"Bagaimanapun, warga Venezuela berhak menentukan nasib negara mereka sendiri," kata Vorobieva.

Pada 23 Januari, pemimpin oposisi Juan Guaido, menyatakan diri sebagai presiden. Pada hari yang sama, Washington mengakui Guaido sebagai Presiden Interim Venezuela seperti yang dilakukan negara-negara Grup Lima, kecuali Meksiko.

Sejumlah negara lain yang mengakui kepemimpinan Guaido di antaranya, Australia, Albania, Georgia, dan Israel. Sebaliknya, Rusia, Belarus, Bolivia, Iran, Cina, Kuba, Nikaragua, El Salvador, dan Turki mendukung Maduro. Sekretaris jenderal PBB mendesak dialog untuk menyelesaikan krisis Venezuela. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement