Kamis 14 Feb 2019 21:37 WIB

AS Serukan Uni Eropa Mundur dari Kesepakatan Nuklir Iran

AS menuding Eropa berusaha melanggar sanksi ekonomi AS terhadap Teheran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Wakil presiden Amerika Serika, Mike Pence
Foto: Reuters/Beawiharta
Wakil presiden Amerika Serika, Mike Pence

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence menyerukan Uni Eropa untuk hengkang dari kesepakatan nuklir Iran atau dikenal dengan istilah Joint Comprehwnsive Plan of Action (JCPOA). Dia menuding negara-negara Eropa berusaha melanggar sanksi ekonomi AS terhadap Teheran.

"Sayangnya, beberapa mitra utama kami di Eropa belum begitu kooperatif. Bahkan mereka telah memimpin upaya untuk menciptakan mekanisme untuk melanggar sanksi kami (terhadap Iran)," ujar Pence saat menghadiri konferensi Timur Tengah yang digelar AS di Warsawa, Polandia, pada Kamis (14/2).

Menurut Pence, Uni Eropa telah membuat skema untuk memfasilitasi perdagangan dengan Iran. "Ini adalah langkah keliru yang hanya akan memperkuat Iran, melemahkan Uni Eropa, dan menciptakan jarak yang lebih jauh antara Eropa dan AS," katanya.

Sebelumnya AS juga telah mendesak Uni Eropa menerapkan sanksi yang membidik program rudal balistik Iran. Washington menilai rudal Iran merupakan ancaman serius.

"Kami ingin melihat Eropa memindahkan sanksi yang menargetkan program rudal Iran," ujar utusan khusus AS untuk Iran Brian Hook saat melakukan perjalanan ke Brussels untuk menghadiri pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Desember tahun lalu.

Ia mengatakan setelah AS mundur dari kesepakatan nuklir Iran, Presiden Donald Trump mengampanyekan tekanan maksimum terhadap Teheran. Namun hal itu bisa efektif jika lebih banyak negara menjatuhkan sanksi kepada Iran.

"Ini (rudal Iran) adalah ancaman serius dan meningkat, dan negara-negara di seluruh dunia, tidak hanya Eropa, perlu melakukan semua yang mereka bisa untuk menargetkan program rudal Iran," ujar Hook.

Pasa Agustus tahun lalu, AS memutuskan memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran. Sanksi itu menargetkan perdagangan logam mulia, industri otomotif, serta sektor keuangan Iran. Sanksi diterapkan setelah Iran menolak keinginan AS untuk merevisi kesepakatan nuklir atau JCPOA yang tercapai pada Oktober 2015.

Trump menilai JCPOA cacat karena tak mengatur  tentang program balistik Iran, kegiatan nuklirnya selepas 2025, dan perannya dalam konflik Yaman serta Suriah. Trump menginginkan JCPOA dinegosiasi ulang, tapi Teheran dengan tegas menolak. Iran pun enggan berunding bila AS belum menarik sanksi ekonominya.  (Reuters/Kamran Dikarma)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement