Sabtu 23 Feb 2019 05:30 WIB

Trump Rencana Hentikan Penyebaran HIV di AS

stigma seputar HIV dan AIDS, serta LGBT cukup banyak terjadi di Oklahoma dan Tulsa

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Esthi Maharani
Donald Trump
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan keinginannya untuk menghentikan penyebaran HIV di AS dalam waktu sepuluh tahun. Selain mengirim uang ekstra ke 48 wilayah terutama di perkotaan, seperti Washington D.C, San Juan, dan Puerto Rico, Trump juga menargetkan tujuh wilayah perdesaan yang menjadi wilayah penyebaran HIV tertinggi.

Petugas kesehatan dan dokter yang merawat pasien dengan HIV di wilayah-wilayah tersebut mengatakan, rencana Trump ini mungkin saja berjalan di daerah perkotaan, namun akan sulit bila dilakukan di daerah perdesaan seperti Alabama, Arkansas, Kentucky, Mississippi, Missouri, Oklahoma, dan Carolina Selatan. Direktur medis Infectious Diseases Institute di University of Oklahoma Health Sciences Center Oklahoma City, Dr Michelle Salvaggio menjelaskan, stigma seputar HIV dan AIDS, serta LGBT cukup banyak terjadi di Oklahoma dan Tulsa.

Di Oklahoma, seperti halnya di sebagian besar AS, pria gay dan biseksual kulit hitam memiliki risiko infeksi HIV tertinggi. Kelompok lain dengan risiko tinggi di Oklahoma termasuk Latin, adalah perempuan heteroseksual dan penduduk asli Amerika. Salvaggio mengaku terkesan dengan tujuan Trump mengakhiri penularan HIV dalam waktu 10 tahun, tetapi dia cukup meragukan rencana itu berhasil di Oklahoma.

Salah satu pengidap HIV, Humble mengaku telah didiagnosa mengidap HIV sejak usia 21, dan telah menyadari ketertarikannya pada sesama jenis sejak menginjak sekolah menengah. Saat mendengar diagnosanya, Humble mengaku sangat depresi dan merasa hidupnya telah berakhir. Meski begitu, dia mengatakan tidak pernah mendengar adanya sosialisasi tentang bahaya HIV ketika dia di sekolah.

Oklahoma adalah pedesaan, kata Humble, yang membutuhkan akses lebih, seperti pantry makanan, terapi kesehatan mental dan bantuan transportasi untuk membantu mengatasi penyebaran penyakit tersebut.

“Saya punya teman yang mengidap HIV dan tinggal di daerah pedesaan, dan hanya untuk membuat janji adalah hal yang sulit,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement