Selasa 09 Oct 2018 14:20 WIB

Pangeran Khalid: Khashoggi Teratur Datang ke Konsulat

Jamal Khashoggi dilaporkan hilang sejak memasuki konsulat Saudi di Istanbul.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Jamal Khashoggi.
Foto: AP
Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS) Pangeran Khalid bin Salman mengaku berkomunikasi rutin dengan Jamal Khashoggi, jurnalis asal negaranya yang dilaporkan hilang di Istanbul, Turki. Kendati kerap mengkritik kebijakan Saudi, Pangeran Khalid mengklaim Khashoggi memiliki banyak teman di kerajaan.

“Jamal (Khashoggi) punya banyak teman di Kerajaan (Saudi), termasuk saya,” kata Pangeran Khalid dalam surat yang dikirim ke beberapa kolega dekatnya di AS, dikutip laman NBC News, Selasa (9/10).

Khashoggi dilaporkan hilang setelah mengunjungi konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Dalam suratnya, Pangeran Khalid mengklaim, itu bukan pertama kalinya Khashoggi mendatangi konsulat jenderal di Istanbul.

“Ini bukan kunjungan pertamanya ke konsulat di Istanbul, karena dia secara teratur datang ke konsulat (serta Kedutaan Besar di Washington) dalam beberapa bulan terakhir untuk layanan warga,” kata Pangeran Khalid.

Pangeran Khalid, yang juga adik Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), mengatakan negaranya melakukan upaya luar biasa untuk menemukan Khashoggi. Tidak ada tebang pilih walaupun Khashoggi selalu berseberangan dengan Saudi.

Dengan demikian, Pangeran Khalid menyangkal klaim atau tudingan bahwa negaranya membunuh atau menahan Khashoggi. Ia menyebut tudingan tersebut benar-benar keliru dan tidak berdasar. “Saya tidak tahu siapa di balik klaim ini, atau niat mereka, juga tidak peduli,” ucapnya.

Khashoggi merupakan jurnalis kondang Saudi yang kini menjadi editor opini di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi. Pangeran MBS yang dipuji karena dianggap melakukan reformasi sosial di Saudi, tak luput dari kritikannya.

Dalam sebuah kolom di Washington Post pada 21 Mei lalu, Khashoggi menulis, “Kami diharapkan untuk dengan penuh semangat menyambut reformasi sosial dan menimbun pujian pada putra mahkota (MBS) sambil menghindari referensi apa pun kepada orang-orang Arab perintis yang berani mengatasi masalah ini beberapa dekade lalu.”

“Kami diminta untuk meninggalkan harapan kebebasan berpolitik, dan tetap diam tentang penangkapan dan larangan perjalanan yang berdampak, tidak hanya pada kritikus, tapi juga keluarga mereka,” kata Khashoggi dalam tulisannya.

Dalam sebuah artikel pada September lalu, Khashoggi kembali mengkritik MBS. Tulisan tersebut berjudul “Saudi Arabia's Crown Prince Must Restore Dignity to His Country - by Ending Yemen's Cruel War”. Melalui tulisannya itu, Khashoggi mendesak Saudi, terutama MBS, untuk segera mengakhiri perang Yaman yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan.

Baca: Turki Minta Saudi Turut Investigasi Hilangnya Jurnalis

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement