Rabu 28 Nov 2018 11:32 WIB

Setelah 7 Bulan Terdampar, Pengungsi Suriah Tiba di Kanada

Hassan Al Kontar terjebak di Bandara Internasional Kuala Lumpur sejak Maret 2018.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Hassan Al Kontar saat tiba di Bandara Vancouver Kanada, Senin (26/11).
Foto: Ben Nelms/The Canadian Press via AP
Hassan Al Kontar saat tiba di Bandara Vancouver Kanada, Senin (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Seorang pengungsi Suriah yang terdampar tujuh bulan di bandara Malaysia tiba di Kanada pekan ini. Hassan Al Kontar terjebak di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Maret setelah visa turisnya di Malaysia berakhir dan  tidak diizinkan ke negara lain.

Kontar (37 tahun) meninggalkan Suriah sebelum perang sipil negara itu meletus pada 2011. Ia pernah bekerja di Uni Emirat Arab (UEA) selama beberapa tahun. Ia pergi dari UEA setelah visanya habis. Kontar tidak ingin kembali ke negara asalnya karena menolak untuk mengabdi di militer.

Kontar bertahan hidup di Terminal 2 bandara Kuala Lumpur dari makanan maskapai. Dia mendokumentasikan kisahnya secara online untuk menemukan sebuah negara yang akan memberinya Visa.

Usaha Kontar membuahkan hasil. Seorang warga Kanada bersedia mendanai perjalanannya.

"Ketika kami menyadari dia memiliki masalah ini, dia terdampar di bandara Malaysia dan tidak ada tempat untuk dituju, tidak ada yang menerima dia, saya menawarkan: 'Kami memiliki ruang. Kami dapat mensponsori dia,'" kata Shawkat Hassan, dengan British Columbia's Muslim Association, yang membantu mendanai Kontar.

Pengurusan dokumen Kontar memakan waktu berbulan-bulan. Selama waktu itu, Kontar dibawa ke tahanan imigrasi Malaysia dan diancam akan dideportasi ke Suriah.

Pada Senin malam, ia tiba di Bandara Internasional Vancouver dengan mengenakan sandal jepit dan kaos oblong. Ia menjadi penduduk tetap saat mendarat di Kanada karena negara itu sudah mengakuinya sebagai pengungsi. "Dalam kehidupan nyata, ada momen yang lebih indah dari mimpi itu sendiri," katanya.

Kontar mengatakan hal pertama yang dia lakukan saat keluar dari bandara Vancouver adalah menghirup udara bebas dengan tenang di lingkungan barunya. "Bagiku, berjalan di jalan lagi dan mencium udara segar, itu bukan hal yang normal: Ini adalah suara dan bau kebebasan," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement