Senin 24 Dec 2018 16:03 WIB

Trump Sebut Erdogan akan Basmi ISIS di Suriah

Trump mengatakan Erdogan adalah pria yang dapat melawan ISIS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Recep Tayyip Erdogan
Foto: EPA
Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump menuturkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memberitahunya bahwa dia akan membasmi apa pun yang tersisa dari ISIS di Suriah. Dalam sebuah cicitan pada Ahad (23/12) malam, Trump mengatakan Erdogan adalah pria yang dapat melawan ISIS, ditambah Turki tepat berada di sebelah Suriah.

Trump mengaku telah berbicara di telepon dengan Erdogan tentang penarikan pasukan AS dari Suriah yang cukup lambat dan sangat terkoordinasi. "Kami membahas ISIS, keterlibatan bersama kami di Suriah, dan penarikan pasukan AS yang lambat dan sangat terkoordinasi. Setelah bertahun-tahun mereka akhirnya pulang," ujar Trump, dikutip Aljazirah.

Ia mengatakan, dia dan Erdogan juga membahas perdagangan yang telah sangat diperluas antara AS dan Turki setelah hubungan kedua sekutu NATO itu sempat memanas akibat dari sejumlah masalah.

"Saya melakukan panggilan telepon yang produktif dengan (Donald Trump) hari ini. Kami sepakat untuk memperkuat koordinasi kami pada berbagai masalah, termasuk hubungan perdagangan kami dan perkembangan di Suriah," ujar Erdogan dalam cicitan terpisah.

Pada Ahad (23/12), seorang juru bicara militer AS mengatakan surat perintah untuk menarik pasukan AS keluar dari Suriah telah ditandatangani. Keputusan mengejutkan Trump itu berkontribusi pada pengunduran diri mendadak Menteri Pertahanan AS James Mattis pada Kamis (20/12).

Mattis mengutip perbedaan kebijakan yang signifikan dengan Trump sebagai alasan pengunduran dirinya. Pada Ahad (23/12), Trump mengumumkan bahwa Mattis akan meninggalkan jabatannya pada 1 Januari, dua bulan lebih awal dari yang diperkirakan.

Keputusan Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah juga mendorong pengunduran diri utusan AS dalam perang melawan ISIS, Brett McGurk. McGurk mengatakan ia akan berhenti pada akhir tahun, bukan pada pertengahan Februari seperti yang direncanakan sebelumnya.

Washington memulai serangan udara di Suriah pada 2014, setahun sebelum pasukan darat AS bergerak untuk memerangi kelompok ISIS dan melatih pemberontak Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement