Ahad 30 Dec 2018 17:17 WIB

Serangan Siber Hantam Distribusi Surat Kabar AS

Virus merusak sistem yang dipakai untuk menerbitkan dan memproduksi surat kabar.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Friska Yolanda
Kantor New York Times
Foto: Salon.com
Kantor New York Times

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Serangan siber telah menyebabkan gangguan pencetakan dan pendistribusian sejumlah surat kabar AS pada Sabtu (29/12). Surat kabar yang terkena dampak di antaranya Los Angeles Times dan surat kabar yang dimiliki oleh Tribune Publishing Co, seperti Chicago Tribune dan Baltimore Sun.

Mengutip sumber yang mengetahui situasi tersebut, Los Angeles Times melaporkan serangan dunia maya ini tampaknya berasal dari luar AS. Serangan itu menyebabkan keterlambatan distribusi The Times, Tribune, Sun, dan surat kabar edisi Sabtu lainnya yang berbagi platform produksi di Los Angeles.

Tribune Publishing, yang juga mencetak New York Daily News dan Orlando Sentinel, mengatakan mereka pertama kali mendeteksi malware tersebut pada Jumat (28/12). Wall Street Journal dan New York Times edisi West Coast juga terkena dampak karena dicetak di platform produksi yang sama.

Juru bicara Tribune Publishing, Marisa Kollias, mengatakan virus itu merusak sistem yang digunakan untuk menerbitkan dan memproduksi surat kabar di percetakannya. "Tidak ada bukti bahwa informasi kartu kredit pelanggan atau informasi pribadi dapat dikompromikan," kata Kollias dalam sebuah pernyataan.

Wall Street Journal dan New York Times tidak segera menanggapi permintaan komentar. Perwakilan dari FBI juga tidak segera dapat dimintai komentar.

Sebagian besar pelanggan San Diego Union-Tribune tidak mendapatkan surat kabar itu pada Sabtu (29/12), ketika virus tersebut menginfeksi sistem bisnis perusahaan dan menghambat kemampuan untuk melakukan penerbitan. Informasi ini disampaikan editor dan penerbit surat kabar, Jeff Light, di situs pribadinya.

Seorang juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan departemen sedang mempelajari serangan itu. "Kami mengetahui laporan tentang insiden dunia maya yang mempengaruhi beberapa outlet berita, dan sedang bekerja sama dengan pemerintah dan mitra industri kami untuk lebih memahami situasi," kata juru bicara departemen, Katie Waldman, dalam sebuah pernyataan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement