Selasa 01 Jan 2019 16:00 WIB

NASA Berencana Kirim Balon Udara untuk Amati Kondisi Venus

Balon udara akan dipakai untuk mengetahui aktivitas seismik di Planet Venus.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Nur Aini
 Venus terlihat seperti noktah hitam di bagian kiri matahari saat dipantau dengan teleskop milik penggiat Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) di Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (6/6). (dok. HAAJ)
Venus terlihat seperti noktah hitam di bagian kiri matahari saat dipantau dengan teleskop milik penggiat Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) di Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (6/6). (dok. HAAJ)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Venus adalah planet yang bertetangga dengan bumi. Planet itu punya gunung berapi dan atmosfer dengan suhu panas yang ekstrem. Namun, hingga saat ini belum ada yang tahu bagaimana aktivitas seismik di planet tersebut yang bisa memberi penjelasan mengenai komposisi internalnya.

Kini NASA mengajukan proposal misi untuk menjawab teka-teki tersebut. Caranya adalah dengan mengirim balon udara ke Venus. Eksperimen terbaru di gurun Nevada menunjukkan balon udara yang berisi helium, baik diikat maupun terbang bebas, bisa digunakan untuk mengukur vibrasi dan gempa yang terjadi pada permukaan di bawahnya. Jika teknologi itu bisa ditransfer ke Venus, maka ilmuwan bisa mengetahui bagaimana Venus terbentuk dan sejarahnya. 

Panas dan tekanan di permukaan Venus membuat kendaraan luar angkasa apapun mustahil mendarat. Kendaraan dengan cepat akan rusak dan meleleh saat menyentuh Venus. Akan tetapi, kondisi di atmosfernya jauh lebih kondusif. 

"Kita tidak pernah membuat pengukuran seismik langsung di Venus. Ada banyak balon yang bisa ditawarkan untuk memecah misteri tentang planet tersebut," ujar Siddarth Krishnamoorthy dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA dikutip dari Science Alert. 

Eksperimen di gurun Nevada dilakukan pada 19 Desember tahun lalu. Tim dari Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menciptakan tremor 3-4 magnitudo dengan bantuan ledakan kimia seberat 50 ton. Ledakan itu terjadi pada jarak 300 meter di bawah tanah. 

Di atas langit, dua balon helium membawa instrumen pendeteksi perubahan tekanan atmosfer dan gelombang infrasuara berfrekuensi rendah. Dua-duanya adalah media untuk mengukur aktivitas gempa bumi. Satu balon diikat ke tanah sedangkan lainnya dibiarkan terbang bebas.

Eksperimen selanjutnya dijadwalkan berlangsung di Oklahoma. Tim riset NASA berusaha agar teknologi bekerja semakin akurat dan bisa beroperasi pada jarak yang semakin jauh. Setelah eksperimen selesai, mereka mungkin akan segera menyiapkan misi ke Venus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement