Senin 07 Jan 2019 11:34 WIB

AS Minta Turki tak Habisi Pasukan Kurdi di Suriah

Bolton akan temui Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Kurdi
Foto: EPA/Ali Abbas
Tentara Kurdi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) meminta Turki tak menyerang pasukan Kurdi di Suriah. Pasukan Kurdi diketahui merupakan sekutu AS dalam memerangi milisi ISIS di negara tersebut. Permintaan itu disampaikan menyusul sikap Presiden AS Donald Trump yang memutuskan menarik seluruh pasukan AS dari Suriah.

Langkah itu dianggap akan membahayakan pasukan Kurdi yang selama ini membantu AS memberantas ISIS. Turki telah membidik pasukan Kurdi karena dianggap sebagai kelompok teroris yang mengancam keamanan negaranya.

Baca Juga

"Kami tidak berpikir Turki harus melakukan aksi militer yang tidak sepenuhnya dikoordinasikan dengan dan disetujui oleh AS, sehingga mereka tidak membahayakan pasukan kami, tapi juga agar mereka dapat memenuhi persyaratan presiden agar pasukan oposisi Suriah yang berperang dengan kami tidak terancam tumpas," kata penasihat keamanan nasional AS John Bolton pada Ahad (6/1).

Bolton dijadwalkan mengunjungi Turki pada Senin (7/1). Dia akan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pejabat Turki lainnya guna membahas tentang perlindungan bagi pasukan Kurdi di Suriah.

Baca juga, Militer Tukri Serang Basis Kurdi di Utara Irak.

Selama terlibat dalam peperangan melawan ISIS di Suriah, AS menjalin kerja sama dengan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). Kelompok itu telah secara efektif membantu AS memukul milisi ISIS di beberapa wilayah di negara tersebut.

Namun, Turki mengkritik kedekatan AS dengan YPG. Sebab, Ankara menganggap YPG sebagai perpanjangan dari PKK, yakni sebuah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade.

Juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, menegaskan, target Turki di Suriah adalah kelompok YPG, PKK, dan ISIS. "Salah satu tujuan perjuangan Turki melawan YPG dan perpanjangan Suriahnya adalah untuk menyelamatkan rakyat Kurdi dari kekejaman dan penindasan kelompok teroris ini," ujarnya, dikutip laman Anadolu Agency.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement