Kamis 17 Jan 2019 15:37 WIB

Pria Ini Ingin Serang Gedung Putih Pakai Roket Antitank

Taheb didakwa juga hendak menyerang target lain di Washington DC.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Gedung Putih
Foto: EPA/Michael Reynolds
Gedung Putih

REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Seorang pria berusia 21 tahun asal Georgia, Amerika Serikat (AS), ditahan dan didakwa atas dugaan merencanakan serangan ke Gedung Putih. Menurut keterangan jaksa, terdakwa hendak menyerang Gedung Putih dengan roket antitank lalu menyerbu bangunan itu dengan senjata dan granat.

Pria itu diketahui bernama Hasher Jallal Taheb asal daerah pinggiran Cumming, Atlanta. Ia ditangkap di Gwinnett County pada Rabu (16/1) dan langsung disidang di pengadilan federal di Atlanta.

Dia disidang atas kasus yang diajukan Biro Investigasi Federal (FBI). "Dia diduga berniat menyerang Gedung Putih dan target lain di sekitarnya di Washington, D.C., menggunakan perangkat peledak, termasuk perangkat peledak yang dimodifikasi, sebuah roket antitank," kata Jaksa Northern District of Georgia AS Byung Pak .

Semua ancaman telah dinetralkan. Masih belum diketahui apakan Taheb mendapat pendampingan pengacara.

Baca juga, AS Shutdown, Makanan Mewah Gedung Putih Diganti McDonald.

Kasus ini bermulai pada sekitar Maret 2018. Ada laporan masyarakat ke petugas yang menyebut Taheb telah "teradikalisasi." Pada 25 Agustus 2018, Taheb menjual kendaraannya dan seorang informan FBI tertarik untuk membelinya.

Taheb mengatakan kepada informan tersebut bahwa "jihad" dalah adalah tindakan terbaik dalam Islam. Saat bertemu dengan agen FBI yang menyamar pada 2018, Taheb mengatakan dia ingin membuat kerusakan sebesar mungkin dan berharap menjadi "martir." Taheb mengatakan kepada agen tersebut untuk mencari senjata dan peledak untuk menyerang Gedung Putih.

Sebulan berikutnya, dia mengatakan kepada agen itu bahwa dia juga berencana menyerang Monumen Washington, Monumen Lincoln, dan sebuah sinagoge. Dia ingin menggunakan senjata semi-otomatis, senjata antitank AT-4, dan granat tangan.

Dakwaan juga menyebutkan bahwa Taheb berharap dapat melakukan serangan itu pada sekitar 17 Januari, bersama dengan agen dan informan tersebut.

"Dia menggambarkan rencananya untuk menjebol Gedung Putih dengan AT-4 sehingga kelompoknya bisa masuk," kata Agen Khusus FBI Tyler Krueger dalam pernyataan tertulis. "Rencananya adalah masuk ke dalam dan menewaskan orang sebanyak mungkin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement