Jumat 01 Feb 2019 14:15 WIB

Senat AS Tolak Penarikan Pasukan dari Suriah dan Afghanistan

Kelompok militan di Suriah dan Afghanistan dinilai masih jadi ancaman bagi AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pasukan Amerika di Suriah
Foto: VOA
Pasukan Amerika di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senat Amerika Serikat (AS) yang dikuasai partai Republik mengajukan rancangan undang-undang simbolik menentang rencana penarikan pasukan dari Suriah dan Afghanistan. Dengan perbandingan suara 68-23, pada Kamis (1/2) Senat AS mengajukan amandemen tak mengikat yang dirancang Mayority Leader Mitch McConnel.

McConnel mengatakan dalam hal ini Senat merasa kelompok militan di dua negara tersebut masih menjadi 'ancaman serius' bagi Amerika Serikat. Pemungutan suara prosedural yang memotong berdebat isu tersebut menandakan amandemen tersebut akan ditambahkan dalam rancangan undang-undang keamanan Timur Tengah.

Senat AS akan menggelar pemungutan suara untuk rancangan undang-undang keamanan Timur Tengah itu pada pekan depan. Amandemen itu mengakui kemajuan dalam perang melawan ISIS dan Alqaidah di Suriah dan Afghanistan.

Namun, amandemen juga memperingatkan 'penarikan pasukan yang terlalu terburu-buru' tanpa ada upaya untuk mengamankan hasilnya dapat mendestabilisasi kawasan tersebut. Hal itu juga menciptakan vakum kekuasaan yang dapat diisi oleh Iran atau Rusia.

Amandemen tersebut meminta pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memenuhi syarat yang menyatakan kelompok-kelompok teroris di Suriah dan Afghanistan 'benar-benar sudah dikalahkan' sebelum akhirnya mereka benar-benar menarik pasukan AS dari dua negara tersebut. Ini kedua kalinya Senat yang dikuasai partai Republik menentang kebijakan luar negeri Trump. Meski legislasi yang menentang kebijakan Trump tersebut belum menjadi undang-undang.

Pada Desember 2018, Senat AS memilih untuk mengakhiri bantuan militer ke koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman, yang menurut mereka telah menciptakan krisis kemanusiaan di sana. Legislasi itu juga dipicu atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul, Turki.

Tapi langkah di bulan Desember itu tidak pernah berlanjut. Hal itu karena House of Representative yang pada saat itu masih dikuasai partai Republik yang dekat dengan Trump tidak pernah melakukan pemungutan suara.

Nasib hasil pemungutan suara kali ini juga belum pasti karena amandemen McConnel statusnya tidak mengikat. Selain itu, belum ada indikasi kapan atau apakah mungkin House of Representative menggelar pemungutan suara atas undang-undang keamanan Timur Tengah ini.

Sebelumnya Trump memutuskan akan menarik 2000 pasukan AS dari Suriah dengan alasan ISIS tidak lagi berpotensi sebagai ancaman. Melalui media sosial Twitter, Trump mengatakan AS sudah mengalahkan ISIS. Ia membantah kesaksian Direktur Intelijen Nasional Dan Coast di depan Senat yang mengatakan kelompok tersebut masih menjadi ancaman.

Sebelumnya, Trump mengatakan akan membawa pulang pasukan AS jika utusan khususnya sudah mencapai kesepakatan mengakhir perang 17 tahun dengan Taliban. AS dan Taliban sudah membuat garis besar rancangan perjanjian perdamaian. Tapi belum ada tanda-tanda kelompok pemberontak itu akan memenuhi permintaan AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement