Kamis 07 Mar 2019 09:25 WIB

Pilot Jet Tempur Perempuan Pertama AS Diperkosa Atasannya

McSally mengaku tak melaporkan kasus ini karena mempercayai sistem militer.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Senator Amerika Serikat (AS) Martha McSally.
Foto: AP/J.Scott.Applewhite
Senator Amerika Serikat (AS) Martha McSally.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator Amerika Serikat (AS) Martha McSally yang juga mantan pilot pesawat tempur perempuan pertama mengaku pernah diperkosa atasannya saat masih di angkatan udara AS. Pengakuan veteran perang itu dilakukan dalam sidang tentang pencegahan pelecehan seksual di militer.

"Saya tetap bungkam selama bertahun-tahun, tapi kemudian dalam karier saya, ketika militer bergulat dengan banyak skandal, dan tanggapan mereka yang sama sekali tidak memadai, saya merasa untuk membiarkan beberapa orang tahu saya juga penyintas," kata McSally sambil menahan tangis, seperti dilansir di the Guardian, Kamis (7/3).

Baca Juga

McSally mengatakan ia tidak melaporkan pemerkosaannya karena ia tidak mempercayai sistem di militer. Pada saat itu ia juga merasa malu dan bingung. McSally tidak menyebutkan nama perwira yang memperkosanya.

"Saya begitu ngeri dengan upaya saya untuk berbagi bagaimana pengalaman saya ditangani, saya sudah hampir keluar saat sudah bertugas selama 18 tahun di angkatan udara, saya merasa sistem memperkosa saya lagi," kata McSally.

Pengakuan McSally ini dilakukan setelah senator dari Partai Republik Joni Ernst dari Iowa mengungkapkan pelecehan dan perkosaan yang ia alami. Pernyataan itu disampaikan pada saat meningkatnya kesadaran atas pelecehan dan kekerasan seksual di angkatan bersenjata AS.

Pada 2017 lalu laporan tentang pelecehan dan kekerasan seksual di militer AS meningkat hampir 10 persen. Pada tahun yang sama Departemen Pertahanan diterpa skandal penyebaran foto tanpa busana di internet.

McSally mengatakan ia ikut merasa jijik dengan kegagalan sistem dan banyaknya petinggi militer yang gagal menangani masalah pelanggaran seksual. Ia mengatakan masyarakat harus meminta petinggi militer untuk turut serta menjadi solusi atas masalah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement