Selasa 12 Mar 2019 12:47 WIB

Nancy Pelosi Sebut Donald Trump tidak Perlu Dilengserkan

Pelengseran Donald Trump dinilai bisa memecah belas AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Ketua Demokrat Nancy Pelosi dalam konferensi pers di Washington, 7 Januari 2016.
Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Ketua Demokrat Nancy Pelosi dalam konferensi pers di Washington, 7 Januari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketua House of Representatif Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengatakan Presiden AS Donald Trump tidak perlu dimakzulkan kecuali untuk alasan yang sangat besar sekali dan bipartisan. Menurut Pelosi, hal itu akan memecah belah AS.

"Saya tidak untuk memakzulkan," kata legislator Partai Demokrat tersebut kepada surat kabar Washington Post, Selasa (12/3).

Baca Juga

Wawancara Washington Post itu dilakukan pada pekan lalu. Tapi baru diterbitkan pada awal pekan ini. Dengan tajam Pelosi mengatakan Trump tidak layak untuk memecahbelah AS.

"Impeachment atau pemakzulan sangat memecah belah negara ini kecuali ada sesuatu yang begitu mendorongnya dan sangat besar dan bipartisan, saya pikir kami tidak perlu ke arah sana, karena itu akan memecah belah negara, dia tidak pantas," kata Pelosi.

Pernyataan itu menjadi komentar Pelosi yang paling jelas tentang menjatuhkan Trump dari kursi presiden. Topik yang selalu ia hadapi dengan hati-hati karena khawatir dapat memecah Demokrat dan masyarakat dalam pemilihan umum tahun depan.

Jaksa Khusus Robert Mueller sedang menyelidiki intervensi Rusia dalam kampanye pemilihan presiden 2016, kemungkinan hubungan antara kampanye Trump dengan pemerintah Rusia dan apakah Trump melakukan pelanggaran hukum. Trump sudah membantah semua tuduhan tersebut dan menyebut penyelidikan itu sebagai 'witch hunt', pemburuan subjek yang tidak jelas.

Mueller diperkirakan akan segera melaporkan hasil penyelidikannya kepada Jaksa Agung William Barr. Setiap bukti yang ditemukan Mueller dapat membuat Kongres mengambil tindakan kepada Trump. Beberapa panel House yang dikuasai Demokrat juga tengah menyelidiki presiden AS ke-45 itu.

Walaupun, ia yakin memakzulkan Trump dapat memecah belah negara. Tapi Pelosi tetap berpendapat Trump tidak cocok menduduki jabatan presiden.

"Saya pikir dia tidak cocok untuk menjadi presiden Amerika Serikat, secara etis tidak cocok, intelektual tidak cocok, kebijaksaan untuk belajar tidak cocok," kata Pelosi kepada Washington Post.

Demokrat sedang menghadapi tekanan dari sayap kanan untuk menggulingkan Trump. Termasuk kampanye miliaran dolar AS yang dilakukan miliuner Tom Steyer sebagai upaya membangun dukungan untuk menindak Trump.

Baru-baru ini Komite Kehakiman House of Representative meluncurkan penyelidikan tentang korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan menghalangi proses peradilan terhadap Trump. Penyelidikan yang dapat mengarah pada pemakzulan.

Ketua Komite Kehakiman House Jerrold Nadler mengatakan ia yakin Trump berusaha menghalangi-halangi proses peradilan. Tapi menurutnya masih terlalu dini untuk melakukan pemakzulan.

"Sekarang kami belum memiliki semua bukti untuk disortir, sebelum ada memakzulkan seseorang, Anda harus menyakinkan masyarakat Amerika bahwa hal itu harus dilakukan," kata Nadler di stasiun televisi ABC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement