Kamis 14 Mar 2019 14:22 WIB

Listrik di Venezuela Belum Pulih Sepenuhnya

Listrik yang pulih di Venezuela masih di sekitar ibu kota.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Warga menyeberang jalan di tengah kegelapan karena pemadaman listrik besar-besaran di Caracas, Venezuela, Kamis (7/3).
Foto: AP Photo/Eduardo Verdugo
Warga menyeberang jalan di tengah kegelapan karena pemadaman listrik besar-besaran di Caracas, Venezuela, Kamis (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS — Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez mengatakan pemadaman listrik yang selama satu pekan terjadi di negara itu telah berakhir. Saat ini, jaringan listrik sepenuhnya dipulihkan.

Pemadaman listrik yang terjadi sejak Kamis (7/3), membuat banyak warga yang mengalami kesulitan, salah satuya mereka sulit mendapat air bersih. Demikian dengan rumah sakit, perkantoran, dan sekolah-sekolah yang terdampak dan tidak dapat menjalankan kegiatan seperti biasanya.

Baca Juga

Setidaknya 19 negara bagian di Venezuela terkena dampak pemadaman listrik besar-besaran. Bahkan, Ibu Kota Caracas dikabarkan menjadi gelap gulita karena tak ada lampu yang dapat menyala.

“Pada Kamis (14/3), seluruh kegiatan di Venezuela dapat aktif kembali, hanya kegiatan belajar mengajar di sekolah yang masih sementara dihentikan selama 24 jam ke depan,” ujar Rodriguez dilansir CNN, Kamis (14/3).

Meski demikian, laporan CNN secara langsung mengatakan bahwa listrik telah dipulihkan hanya di banyak wilayah di Caracas. Namun, masih banyak wilayah lainnya yang mengalami pemadaman listrik seperti di rumah sakit di Valencia, Merida, dan Maracaibo. Pihak rumah sakit kemudian terpaksa untuk memindahkan pasien mereka ke rumah sakit di kota-kota lainnya yang sudah tak terkena dampak pemadaman listrik.

Pemadaman listrik yang terjadi sudah membuat sejumlah wilayah di Venezuela rentan terhadap aksi penjarahan dan vandalisme. Seperti di Maracaibo, terlihat banyak toko yang hancur dan barang-barang yang dijual di dalamnya telah diambil.

Pemadaman listrik besar-besaran yang terjadi hampir satu pekan terakhir di Venezuela menjadi yang terburuk terjadi di negara itu. Seperti diketahui, Venezuela mengalami ambruknya ekonomi di bawah hiperinflasi serta krisis politik.

Presiden Nicolas Maduro kemudian menyalahkan Amerika Serikat (AS) karena telah mengobarkan perang energi. Meski demikian, Washington membantah bahwa pihaknya memiliki peran dalam insiden tersebut.

Dalam sebuah konferensi pers, Menteri Rodriguez juga mengatakan bahwa para pendukung pemimpin oposisi Venezuela berusaha merusak jaringan listrik di negara itu. Saat ini, pasukan militer telah diperintahkan untuk melindungi sumber daya dan jaringan listrik untuk mencegah pemadaman listrik berlanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement