Jumat 29 Mar 2019 05:42 WIB

AS Kurangi Perdagangan Minyak dengan Venezuela

AS menginstruksikan sejumlah produsen minyak domestik memotong transaksi Venezuela..

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Foto: EPA
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mengurangi perdagangan minyaknya dengan Venezuela. Seperti dikutip Reuters, Jumat (29/3), AS telah menginstruksikan sejumlah produsen minyak domestik untuk memotong transaksi dengan Venezuela sebagai sanksi atas Venezuela.

Kebijakan itu diketahui sebagai salah satu upaya gedung putih untuk menekan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro untuk mundur dari jabatannya. Pemerintah AS juga telah mengetahui bahwa Nicolas tengah mendekat kepada perusahaan-perusahaan non-AS untuk kebijakan luar negeri Venezuela yang sedang dituju.

Baca Juga

Washintong secara khusus ingin mengakhiri pengiriman bahan bakar bensin dan berbagai produk olahan yang berguna untuk mencairkan minyak mentah di Venezuela. Namun, menurut sumber Reuters, khusus untuk pengiriman bahan bakar jet dan diesel tidak akan diputus karena alasan kemanusiaan.

Meski begitu, baru-baru ini, Departemen Luar Negeri AS telah memanggil sejumlah perusahaan asing terkait rencana pemerintah AS memperluas sanksi bagi Venezuela. Sumber Deplu AS menuturkan, segala jenis perdagangan minyak, baik langsung maupun tidak langsung akan dianggap sebagai pelanggaran.

“Kami terus terlibat dengan perusahaan-perusahaan asing di sektor energi tentang kemungkinan risiko yang akan mereka hadapi jika masih terus melakukan bisnis dengan Venezuela,” kata salah seorang Juru Bicara Deplu AS.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah AS memainkan peranan penting terkait dengan sumber daya minyak mentah yang dimiliki saat ini. Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo telah menjabarkan visi kerja dengan perusahaan-perusahaan energi untuk mengisolasi Iran dan Venezuela.

Sebagai catatan, ekspor minyak mentah dan bahan bakar dari AS ke Venezuela saat ini turun menjadi 920 ribu barel  per hari dari rata-rata sebelumnya 1,5 juta barel per hari. Presiden AS, Donald Trump juga telah meminta Rusia untuk menarik pasukan dari Venezuela sebagai sanksi atas Venezuela.

Namun, hingga saat ini, sikap Pemerintah Rusia masih menjadi pendukung setia Nicolas Maduro. Meskipun, Nicolas telah dianggap sebagai orang yang menjerumuskan Venezuela kepada krisis ekonomi dan kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement