Sabtu 13 Apr 2019 12:31 WIB

Kim Jong-un Siap Bertemu Lagi dengan Donald Trump

Kim Jong-un ingin negosiasi dengan Donald Trump.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyatakan siap bertemu kembali dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membahas denuklirisasi Semenanjung Korea. Pertemuan kedua mereka di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu diketahui berakhir tanpa kesepakatan. 

"Kami tentu saja mementingkan penyelesaian masalah melalui dialog dan negosiasi. Tapi dialog gaya AS yang secara sepihak mendorong tuntutannya, tidak sesuai dengan kami dan kami tidak tertarik," kata Kim saat berpidato di parlemen Korut, Jumat (12/4). 

Menurut Kim, gaya AS yang selalu menuntut secara pihak menimbulkan pertanyaan tentang apakah Washington tulus ingin memperbaiki hubungan dengan negaranya. Namun terlepas dari hal itu, Kim mengaku hubungan pribadinya dengan Trump terjalin dengan baik. Dia mengatakan dapat berkirim surat dengan Trump kapan saja. 

Oleh sebab itu, Kim menyatakan siap jika AS bersedia menggelar pertemuan kembali untuk membahas denuklirisasi. "Jika AS mendekati kami dengan cara yang benar dan menawarkan untuk mengadakan pertemuan puncak ketiga dengan syarat menemukan solusi yang dapat kami terima bersama, maka kami memiliki keinginan untuk mencobanya sekali lagi," ujar Kim. 

Kendati demikian, menurut Kim penawaran tersebut tidak akan berlaku lama. "Kami akan menunggu dengan sabar sampai akhir tahun bagi AS untuk membuat keputusan yang berani. Tapi jelas akan sulit untuk peluang bagus seperti terakhir kali muncul," ucapnya. 

Selain hal itu, Kim meminta Korea Selatan (Korsel) untuk berani melepaskan diri dari Washington. "Korsel seharusnya tidak bertindak sebagai fasilitator dan lebih baik mengambil alih pikirannya sebagai anggota bangsa (Korea) dan dengan berani berbicara untuk kepentingan bangsa," kata Kim. 

Pertemuan kedua Kim dan Trump di Hanoi pada Februari lalu berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan karena kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi. Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. 

Namun AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun. Sanksi ditarik sepenuhnya jika Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement